ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA
A. PKI MADIUN 1948
Munculnya PKI merupakan perpecahan pada
tubuh SI ( Sarikat Islam ) yang mendapat pengaruh ISDV (
Internasionalisme Sosialisme Democratise Vereeniging ) yang didirikan
oleh HJFM. Snevliet Dkk pada bulan Mei 1914 di Semarang yang pada bulan
Desember diubah menjadi PKI.
Pada tanggal 13 Nopember 1926 melakukan
pemberontakan terhadap pemerintah Belanda. Pada tanggal 18 September
1948 MUSO memimpin pemberontakan terhadap RI di Madiun. Tujuannya ingin
mengubah dasar negara Pancasila menjadi dasar negara komunis.
Pemberontakan ini menyebarhampir
di seluruh daerah Jawa Timur namun berhasil di gagalkan dengan ditembak matinya MUSO sedangkan Semaun dan Dharsono lari ke Rusia.
di seluruh daerah Jawa Timur namun berhasil di gagalkan dengan ditembak matinya MUSO sedangkan Semaun dan Dharsono lari ke Rusia.
B. DI/TII
1. JAWA BARAT
Dipimpin oleh Sekarmaji Marijan
Kartosuwiryo karena tidak setuj terhadap isi perjanjian Renville.
Sewaktu TNI hijrah ke daerah RI ( Yogyakarta ) ia dan anak buahnya
menolak dan tidak mau mengakui Republik Indonesia dan ingin
menyingkirkan Pancasila sebagai dasar negara. Untuk itu ia
memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia dengan nama Darul
Islam ( DI )
2. JAWA TENGAH
Dipimpin oleh Amir Fatah dan Kyai
Sumolangu. Selama Agresi Militer Belanda ke II Amir Fatah diberi tugas
menggabungkan laskar-laskar untuk masuk dalam TNI. Namun setelah banyak
anggotanya ia beserta anak buahnya melarikan diri dan menyatakan bagian
dari DI/TII.
3. SULAWESI SELATAN
Dipimpin oleh Abdul Kahar Muzakar. Dia
berambisi untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan APRIS ( Angkatan
Perang Republik Indonesia Serikat ) dan menuntut aga45r Komando Gerilya
Sulawesi Selatan ( KGSS ) dimasukkan ke dalam APRIS dengan nama Brigade
Hasanuddin. Tuntutan tersebut ditolak oleh pemerintah sebab hanya mereka
yang memenuhi syarat saja yang akan menjadi tentara maka terjadilah
pemberontakan tersebut.
4. ACEH
Dipimpin oleh Daud Beureueh Gubernur
Militer Aceh, karena status Aceh sebagai daerah Istimewa diturunkan
menjadi sebuah karesidenan di bawah propinsi Sumatera Utara. Ia lalu
menyusun kekuatan dan menyatakan dirinya bagian dari DI/TII.
Pemberontakan ini dapat dihentikan dengan jalan Musyawarah Kerukunan
Rakyat Aceh ( MKRA ).
5. KALIMANTAN SELATAN
Dipimpin oleh Ibnu Hajar, ia menyatakan
dirinya bagian dari DI/TII dengan memperjuangkan kelompok rakyat yang
tertindas. Ia dan anak buahnya menyerang pos-pos kesatuan tentara serta
melakukan tindakan pengacauan yang pada akhirnya Ibnu Hajar sendiri
ditembak mati.
C. APRA ( Angkatan Perang Ratu Adil )
Pemberontakan ini dipimpin oleh Kapten
Raymond Westerling bekas tentara KNIL. Tujuannya agar pemerintah RIS dan
negara Pasundan mengakui APRA sebagai tentara negara Pasundan dan agar
negara Pasundfan tidak dibubarkan/dilebur ke dalam NKRI.
D. ANDI AZIS
Beliau merupakan komandan kompi APRIS
yang menolak kedatangan TNI ke Sulawesi Selatan karena suasananya tidak
aman dan terjadi demonstrasi pro dan kontra terhadap negara federasi. Ia
dan pasukannya menyerang lapangan terbang, kantor telkom, dan pos-pos
militer TNI. Pemerintah mengeluarkan ultimatum agar dalam tempo 4 x 24
jam ia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.
E. RMS ( Republik Maluku Selatan )
Pemberontakan ini dipimpin oleh Dr.
Christian Robert Stevenson Soumokil bekas jaksa agung NIT ( Negara
Indonesia Timur ). Ia menyatakan berdirinya Republik Maluku Selatan dan
memproklamasikannya pada 25 April 1950. Pemberontakan ini dapat ditumpas
setelah dibayar mahal dengan kematian Letkol Slamet Riyadi, Letkol S.
Sudiarto dan Mayor Abdullah.
F. PRRI/PERMESTA
Setelah Pemilu I dilaksanakan, situasi
semakin memburuk dan terjadi pertentangan . Beberapa daerah merasa
seolah-olah diberlakukan secara tidak adil ( merasa dianaktirikan )
sehingga muncul gerakan separatis di Sumatera yaitu PRRI
( Pemerintahan Revolusioner Republik
Indonesia ) dipimpin oleh Kolonel Ahmad Husen dan PERMESTA ( Piagam
Perjuangan Rakyat Semesta ) di Sulawesi Utara dipimpin oleh D.J. Somba
dan Kolonel Ventje Sumual.
G. G 30 S/PKI
Pada tanggal 30 September 1965 jam03.00
dinihari PKI melakukan pemberontakan yang dipimpin oleh DN Aidit dan
berhasil membunuh 7 perwira tinggi. Mereka punya tekad ingin
menggantikan Pancasila sebagai dasar negara dengan Komunis-Marxis.
Setelah jelas terungkap bahwa PKI punya keinginan lain maka diadakan
operasi penumpasan :
1. Menginsyafkan kesatuan-keasatuan yang dimanfaatkan oleh PKI
2. Merebut studio RRI dan kantor besar Telkom dipimpin Kolonel Sarwo Edhy Wibowo dari RPKAD
3. Gerakan pembersihan terhadap tokoh-tokoh yang terlibat langsung maupun yang mendalanginya.
Akhirnya PKI dinyatakan sebagai partai
terlarang dan tidak boleh lagi tersebar di seluruh wilayah Indonesia
berdasarkan SK Presiden yang ditanda tangani pengemban Supersemar Ltjen
Soeharto yang menetapkan pembubaran PKI dan ormas-ormasnya tanggal 12
Maret 1966.
0 komentar:
Posting Komentar