Pages

Subscribe:

Kamis, 28 Juni 2012

Cita Orang Miskin

Hey sahbt...nie drama Q coba buat, msh sangat sederhanalah, semoga gak membosankan yach....bahasanya belum begitu sempurnalah.

Karya : Sti Nurjannah
CITA ORANG MISKIN
Cerita tentang kehidupan sebuah keluarga yang sangat miskin. Seorang anak yang tinggal hanya dengan ibu dan kakaknya, Ia bernama Nana, ibunya bernama ibu Dira, dan kakanya bernama Aldi. Semenjak kepergian sang ayah 4 bulan yang lalu kehidupannya semakin menderita, Aldi putus sekolah sebab tidak dapat membiayai sekolah, tapi ia ingin Nana harus menyelesaikan sekolah. Aldi ingin menjadi tulang punggung keluarganya, namun ia malah terjerumus kedalam pergaulan anak preman.
Babak 1
            Mereka menyambut pagi dengan senyum, namun hari itu juga mereka diusir dari rumah kos tempat mereka tinggal sebab mereka tidak mampu lagi membayar sewa rumah tersebut.
Ibu                       :  (sibuk menyiapkan sarapan). “Nana, Aldi ayo sarapan nak”.
Aldi dan Nana     :  “Iya bu” (datang menghampiri ibu)
Ibu                       :  “Maafin ibu ya nak, ibu hanya bisa menyiapkan nasi buat kalian”.
Nana                    : “Gak papa bu, ini uda cukup yang penting kita masih bisa sarapan bersama-sama. Iyakan kak ?”(menoleh ke arah Aldi)
Aldi                     :  “Iya de, tapi Aldi harus pergi sekarang bu. Aldi harus cari kerja” (ia hanya mengambil sesuap nasi dan minum segelas air, dan kelihatan terburu-buru).
Ibu                       :  Hati-hati nak......., emm...Aldi Aldi (menggeleng kepala).”Ayo kita makan Na”.
Nana                    :  Emm...iya bu, perut Nana uda laper nih.
Sambil mereka makan kebahagiaan di wajah mereka mulai terlihat, baru sekali suap di luar rumah terdengar ketukan pintu yang sangat kencang dan memanggil nama ibu, seperti orang yang marah. Ternyata Ibu Indry yang ingin menagi sewa rumah.
Ibu Indry             :  Ibu Dira.....Ibu Dira (sambil mengetuk pintu)
Ibu                       : Iya tunggu
Ibu Indry             :  Ibu Dira....(marah)Ibu harus membayar sewa hari ini dan detik ini juga, kalau tidak ibu harus segera keluar dari rumah ini.
Ibu                       :  Kami sedang berusaha untuk membayarnya bu, beri kami kesempatan lagi bu....kami pasti....
Ibu Indry             :  Tidak, sekarang juga ibu harus keluar dari rumah ini (semua barang-barang ibu Dira dikeluarkan oleh ibu Indry).
Nana                    :  “Ibu, berikan kami kesempatan. Kak Aldi lagi keluar kami harus menunggunya”(berlutut dan memohon pada ibu indry).
Ibu Indry             : “Ah Cepat pergi dari sini, tidak ada lagi kesempatan bagi kalian, kalian uda nunggak 2 bulan gak bayar-bayar. Lagian kamu mau dapat uang darimana lagi suami kamu tuh uda gak ada.
Nana dan ibunya pergi sambil menangis.
Nana                    :  “Bu, kita harus kemana lagi bu...
Ibu                       :  “Kamu sabar yah nak. Kita menuju ke Musallah itu dulu, sambil nunggu kakakmu.
Nana                    :  “bu, Nana besok mau sekolah”
Ibu                       :  “Iya nak, besok kamu tetap masuk sekolah....jangan sedih yach nak, kamu pasti tetap sekolah”(menangis tak mampu tahan air mata melihat anaknya).
Babak 2
Aldi pulang ke rumah dan heran melihat rumahnya tertutup, ia memanggil-manggil tetapi tak ada orang yang menjawab.
Aldi                     :  “Assalamualikum bu, Ibu...bu,,,Nana....., koq gak ada orang yah, Nana dan ibu kemana sih”.
Salah satu tetangga datang menghampiri Aldi.
Tetangga              :  “Tadi ibu kamu di usir sama yang punya rumah karena gak bayar sewa”.
Aldi                     :  “Apa ibu liat kemana arah ibuku”
Tetangga              :  “Tadi ia mengarah ke Musallah”
Aldi                     :  “Baik, makasih bu....(segera berlari menuju ke Musallah)
Mereka bertemu di Musallah itu, dan segera mencari tempat tinggal baru. Akhirnya mereka tinggal di sebuah gubuk kecil bersama dengan anak-anak jalanan yang bekerja sebagai pengamen.
Ibu Dira               :    “Kita sekarang harus tinggal di tempat ini, tak ada jalan lain lagi nak, kalian sabar yah. Sekarang kita istirahat.
              Suara adzan subuh terdengar, Ibu membangunkan Nana, mereka shalat berjamaah lalu Nana bersiap-siap ke sekolah.
Nana                    :  “Bu Nana berangkat ke sekolah yach”
Ibu                       :  “Hati-hati yah nak”
Nana                    :  “Iya bu...Assalamualaikum”
Aldi                     :  “Bu, Aldi mau pergi bu...”
Ibu                       :  “Kamu mau kemana nak”
Aldi                     :  “Kemana aja bu”(Aldi pergi tanpa mendengarkan kata ibu selanjutnya)
Babak 3
Sesampainya Nana di sekolah, Nana langsung bertemu dengan sahabatnya Titha. Nana menceritakan semuanya kepada Titha. Thita juga adalah seorang anak yang mempunyai kehidupan yang amat kurang, tapi ia masih punya ayah berbeda dengan Nana.
Nana                    :  (Duduk ditaman sekolah, merenung)
Titha                    :  “Hei, koq pagi2 ngelamun sih...?
Nana                    :  (kaget dan hanya geleng kepala)
Titha                    :  “Kamu kenapa sahabat, tidak biasanya kamu seperti ini”
Nana                    :  “Tha, keluargaku di usir dari kontrakan soalnya gak bisa bayar lagi, Sekarang aku tinggal di gubuk pinggiran jalan tempat anak-anak pengamen tinggal.
Titha                    :  “Na, kamu gak boleh sedih, aku tetap ada kapnpun kamu butuh aku”.
Nana                    :  “Makasih yah tha”.
Dibalik percakapan mereka ternyata ada salah satu anak genk mawar mendengar pembicaraan mereka.
Sarah                   :  “Hemm...ternyata Nana jadi anak gembel donk...haha”(tertawa kecil, langsung berlari memberitahukan temannya)
Sarah                   :  “Hay guys, aku ada berita nih
Akbar, dhyla       :  “Apa apa apa ?
Sarah                   :  “Gini, tau gak si Nana anak miskin itu, sekarang dia jadi gembel dia di usir dari kontrakannya dan tinggal di gubuk pinggiran jalan”
Akbar                  :  “Aku gak salah dengar nih,,,hahahha ada bahan tertawaan lagi nih”.
Dhyla                   :  “Emm....tapi kasian juga yah”.
Sarah                   :  “Ih orang kaya gitu ngapain di kasihanin. Ih dasar bego nih”.
Nana dan Titha berjalan di sepanjang koridor sekolah, genk mawar langsung datang menghampiri.
Akbar                  :    “Ups....ketemu nak gembel lagi nih”
Nana dan Titha berusaha unutk pergi
Akbar                  :  “Eh, mau kemana lu, itu tuh arah ke kantin, loh mau ke kantin emank kalian punya uang.
Titha                    :    “Dasar anak-anak sombong, kami memank anak miskin tapi kami lebih baik dari kalin”.
Sarah                   :    “Hello, ih gak tahan berlama-lama dekat-dekat dengan kalian, yuk...”
Akbar dan Sarah :    “hahahah”
Mereka meninggalkan Nana dan Titha
Bel sekolah berbunyi, Nana pulang berjalan kaki brsama Titha.
Titha                    :    “Na...duluan yah, kamu hati-hati yah”.
Nana                    :    “oke...da...”
Akbar and the genk datang menyambar.
Akbar                  :    “huw....rasanya gerah nih dekat-dekat dengan orang miskn lagi”
Sarah                   :    “Jangan gitu donk, siapatau aja ia pengen ikut ma kita, emm....tpi....sorry2 ajah  kita gak mau mobil kita nanti kotor dan bau gembel”.
Dila                      :  “tapi...bagaimana kalau Nana beneran ikut aja ma kita, kan kasian kalau dia jalan sendiri”
Sarah                   :  “ihh...(kessal) dia tuh bukan teman kita bego”
Dila                      :    “emmm...lupa, hehe sory”
Mereka beranjak meninggalkan Nana, Nana sangat sedih tapi ia tetap semangat. Ketika ia tiba di rumah, di rumah kosong...ternyata ibunya keliling sebagai pencuci pakaian di kampung itu, lumayan buat makan sehari-hari mereka.
Nana                    :    “Assalamualaikum bu, koq gak ada orang ibu kemana yah”
Tak lama kemudian Titha datang dan menghampiri Nana yang sedang duduk sendirian.
Titha                    :    “Hai Nana, kamu kenapa sendiri aja”
Nana                    :    “Ibu aku pergi, gak tau kemana, mungkin lagi cari kerjaan”
Titha                    :    “Kalau gitu gimana kalau kita jalan-jalan sambil mencari ibu kamu”
Nana                    :    “ide bagus tu, ayo...”
Mereka berjalan bersama dan melihat Ibu Dira sedang membawa baju kotor yang sangat banyak untuk dicuci besok. Nana dan Titha langsung menghampiri.
Nana                         :  “Tha, itu ibuku, ayo kita bantu”
Titha                         :  “Ayo”
Nana                         :  “ibu ngapain bawa baju-baju ini”
Ibu Dira                    :  “Inilah pekerjaan ibu nak untuk  membiayai sekolah kamu dan makan kita sehari-hari”
Nana                         :  “Sini Nana bantu ibu”
Titha                         :  “Titha juga bantu ibu yah”
Ibu Dira                    :  “Iya nak, hati-hati bawanya yah”
Sesampai di rumah Titha langsung pamit pulang.
Titha                         :  “ Titha pulang pulang dulu yah tante”
Ibu Dira                    :  “iya nak, maksih yah”
Titha                         :  “sama-sama tante”
Nana                         :  “Bu, aku uda mau semester, semua pembayaran harus segera di lunasi. Nana gak boleh ke sekolah kalau belum melunasi semua pembayarannya bu”
Ibu Dira                    :  “nak, kamu sabar yah, kamu berdoa mudah-mudahan besok kita dapat upah yang cukup untuk bayar biaya sekolah kamu”
Nana                         :  “Iya bu”
Suara azan maghrib terdengar,
Ibu Dira                    :”sekarang kita shalat dulu, lalu istiraht biar besok bisa kerja lagi”
Setelah shalat, Nana mencari kakaknya.
Nana                         :”bu, kak Aldi koq gak pulang-pulang sih, biasanyakan kita shalat maghrib dengan kak Aldi”
Ibu Dira                    :  “ibu juga gak tau tadi kakakmu terlihat stres, dan pergi entah kemana ibu gak tau, uda kamu pergi tidur biar ibu yang nunggu kakakmu”
Nana                         : “Baik bu”
Ibu Dira menunggu Aldi tak datang-datang juga. Akhirnya ia ketiduran di kursi.
Ibu Dira                    :  ”Aldi kemana sih, koq jam segini belum pulang-pulang juga”(bicara sendiri dan akhirnya tertidur)
BABAK 4
Kuk...kuruyuk.....
Nana dan Ibunya langsung bangun dan segera mencuci pakaian, sebab Nana gak masuk sekolah.
Ibu Dira                    :  (mengambil semua cucian)
Nana                         :  “ibu, Nana bantu yah”
Ibu Dira                    :  “Emank kamu gak sekolah”
Nana                         :  “kan nana gak boleh ke sekolah kalau belum membawa uang, jadi nana harus bantu ibu supaya bisa dapat upah yang cukup bu”
Ibu Dira                    :  “ya sudah, sekarang kamu boleh bantu ibu”
Nana langsung membantu ibunya.
Nana                         :  “Akhirnya selesai juga”
Ibu Dira                    :  (mengangkat cucian kebelakang untuk dijemur)
Disisi lain Aldi sedang mabuk-mabukkan di jalan. Lalu datanglah mobil seorang cewek yang bernama Devi yang hampir menabrak Aldi.
Aldi                          :  (menyeberang jalan tanpa menengok kiri dan kanan)
Devi langsung rem mendadak mobilnya, hampir saja Aldi di tabrak.
Devi                         :  “he, kamu uda bosan hidup yah”
Aldi                          :  “apa kamu bilang”
Devi                         :  “kalau mau mati jangan disini, lompat aja tuh dari ujung Monas”
Aldi                          :  (cuek seperti tidak mendengarkan Devi), Dasar cewek, cantik-cantik cerewet”(berbicara kecil)
Devi langsung menancap gas beranjak dari tempat itu.
BABAK 5
Ketika Nana dan ibunya membawa pakaian yang telah dicuci, mereka bertemu dengan Aldi di jalan. Ibu Dira kaget melihat gaya Aldi yang sedang membawa botol minuman keras.

Ibu Dira                    :  “Aldi...., kenapa kamu jadi seperti ini nak”(mendekati Aldi)
Aldi                          :  “Aldi cape hidup menderita terus bu”(mendorong ibu menjauh dari dia)
Nana                         :  “Kakak....”
Aldi                          :  “Aldi inign mencari kehidupan yang bisa buat Aldi bahagia”
Nana                         :  “Mana kak Aldi yang dulu, kak Aldi yang bijaksana, penyayang. Kakak pernah janji sama almarhum bapak kalau kakak yang akan menjadi tulang punggung keluarga,,, mana kak, kaka bilang kakak yang akan membantu biaya sekolah Nana”.
Aldi                          :  “cukup aku gak mau ketemu kalian”(pergi dengan cepat)
Ibu Dira                    : “Aldi, Aldi”(memanggil Aldi)
Nana                         :  “Ibu, ayo kita pergi darisini”
BABAK 6 (Di Sekolah)
Nana bertemu Titha pas gerbang masuk sekolah
Titha                         :  “hai Na, kemarin kenapa kamu gak masuk sekolah”
Nana                         :  “Kemarin aku bantuin ibu nyuci, dan Alhamdulillah hari ini uda bisa bayar sedikit biaya sekolah”
Titha                         :  “bagus donk, maaf yah na, aku gak bisa bantu kamu”
Nana                         :  “iya Tha, kan keluargaku masih bisa nyari uang,,,tapi....
Titha                         :  “tapi kenapa Na           ?
Nana                         :  “kak Aldi uda gak kaya dulu lagi, aku gak tau kenapa kak Aldi sekarang seperti seorang preman bahkan ia uda bisa banttah ibu, hem aku kesel banget liat kak Aldi”
Titha                         :  “Mungkin kak Aldi stres dan sok melihat keadaan keluarga kalian seperti ini”
Tiba-tiba genk schaden datang lagi...
Sarah, Akbar            : “hm...hm...”
Akbar                       :  “Ternyata si gembel ini kakanya jadi preman yah, hahaha, teman-teman hati-hati dengan  Nana kakaknya preman loh.”
Dhila                        :  “ha...kak Aldi yang cakep itu jadi preman, padahal aku sempat naksir ma dia”
Sarah                        :  “Kapan sih otak kamu tuh gak koslet lagi, ih”
Nana                         :  “Bisa ggak sih kalian gak ganggu aku satu hari saja”
Akbar                       :  “Huw,,,,kamu da bisa bicara, kamu mau lawan kita”(mulai kesal dan marah)
Nana                         :  “Stok kesabaran aku tuh uda habis, setiap hari kalian maki, aku cape tau”.
Sarah                        :  “He...(mendorong Nana), gembel kaya loh memank pantas di maki”
Thita                         :  (membela Nana), “kalian ini punya hati gak sih, dasar nenek lampir”
Nana lansung pergi meninggalkan tempat itu,
Titha                         :  “Nana,
                                    “Mak Lampir loh semua”(pergi mengejar Nana)
Akbar, Sarah, Dila   :  “haha...schaden memank pemberontak”
BABAK 7 (Di jalan tempat Aldi nongkrong)
Devi keluar dari toko membawa belanjaan, Aldi tak sengaja menabraknya.
Aldi                          :  “Maaf yah, aku buru-buru”
Devi                         :  (melihat ke arah Aldi)”Eh loh lagi, cowo nyebelin kemarin itu kan, aku pikir kamu dah bunuh diri”
Aldi                          :  “kamu cewek cerewet itu kan”
Devi                         :  “enak aja bilang aku cerewet”
Aldi                          :  “Ya maaf, nama kamu siapa ?(mengulurkan tangan)”aku Aldi”
Devi                         :  (dengan cuek) “aku Devi”
Aldi                          :  “Devi....kalau kamu maafin aku, berarti kamu terima pertemanan kita, gimana ?”
Devi                         :  “Ok, aku maafin kamu, awas kalau kamu macam-macam, nie kartu nama aku, kamu bisa jln-jalan ke rumhaku, kamu tinggal dimana ?”
Aldi                          :  “Aku gak punya tempat tinggal”
Devi                         :  “bagaimana mungkin kamu gak punya tempat tinggal ?”
Aldi                          :  “sebenarnya ku punya ibu dan adik mereka tinggal di gubuk dekat tempat anak-anak pengamen jalanan, ayah akau uda meninggal 4 bulan yang lalu, aku meninggalkan ibu dan adikku karena aku sok dengan semua kondisi keluargaku.
Devi                         :  “Seharusnya kamu tidak melakukan hal ini, hal ini hanya menambah kesedihan ibu dan adikmu bahkan mungkin saja adikmu kesal dan patah semangat karena tindakanmu, jadi sebaiknya kamu kembali bersama mereka dan minta maaf”
Aldi                          :  “Makasihh yah Devi, kamu uda sadarkan aku”
Devi                         :  “Iya, aku juga hanya tinggal bersama bibi dalam rumah yang besar tapi aku sudah tidak pernah lagi merasakan kasih sayang ayah dan ibu, mereka meninggalkan aku saat aku baru masuk SMP, 4 tahun yang lalu, semua harta peningglan ayah di kelolah oleh saudara ayah dan sepupu aku karena aku masih sekolah”
Aldi                          :  “berarti sekarang kamu uda kelas 2 SMA donk”.
Devi                         :  “ya... emm...Aku ingin ketemu keluarga kamu”
Aldi                          :  “ok...Ayo kita kesana”
Mereka menuju ke gubuk rumah Aldi
BABAK 8 (Di gubuk rumah Aldi)
Aldi                          :  “Assalamualaikum”
Ibu Dira                    :  “Walaikum salam, Aldi...”
Aldi                          :  “Ibu, maafin Aldi bu, Aldi sadar kalau...
Nana                         :  “Ngapain kakak kesini, kan kakak gak mau ketemu kami lagi, kakak ingin mencari kebahagiaan sendirikan ?”
Aldi                          :  “Bukan begitu de, kakak khilaf, kakak sadar jalan kakak salah besar, maafkan kakak, kakak ingin kembali manjalani hidup suka maupun duka dengan ibu dan Nana”.
Aldi                          :  “Maafin Aldi yah Bu,,,
Ibu Dira                    :  “Sebelum minta maaf ibu sudah maafkan”
Aldi                          :  “makasih bu,,,o iya, kenalin ini Devi teman Aldi yang uda sadarkan Aldi”
Ibu Dira                    :  “Mari masuk kita bicara di dalam saja, maaf tempatnya seperti ini nak”
Devi                         :  “Gak papa bu,
                                 “Aku senang melihat keluarga ibu, aku boleh gak jadi bagian dari keluarga ibu, aku ingin ajak keluarga ibu tinggal bersama aku, ibu mau yah...please”.
Ibu Dira, Nana dan Aldi tersenyum.
Ibu Dira                    :  “Baiklah nak, terimakasih atas kebaikan ananda”
Devi                         :  “Sama-sama bu, aku senang”
Nana                         :  “Jadi, Nana punya 2 kakak donk”
Aldi dan Devi          :  “iya de”
                        Akhirnya mereka menjadi satu keluarga yang damai dan bahagia, cita-cita Nana tercapai sekarang ia menjadi seorang dokter. Sedangkan Aldi dan Devi menjadi pengelolah saham perusahaan peninggalan ayah Devi. Ibu Dira tidak lagi membedakan anak kandung dan anak angkatnya semua sama di mata ibu Dira. Ketiga anaknya berbakti kepada orang tuanya dan berhati mulia. Ternyata tak sesuliat yang dibayangkan, kesuksesan akan di raih jika kita tekun, sabar, berusaha, dan berdoa. Allah SWT akan melihat hambanya yang bekerja keras tanpa memandang ia miskin atau kaya. Orang miskin juga punya cita-cita tinggi, kekuasaan Allah membalikkan semua kondisi sehingga Nana dapat melanjutkan sekolah hingga sukses.

KARAKTER TOKOH
Nana                         : Protagonis (sabar dan tekun)
Aldi                          : (Bijaksana)
Ibu Dira                    : (Penyayanga dan pekerja keras)
Devi                         : (Tabah dan dermawan)
Ibu Indry                  : (Cerewet)
Titha                         : (Setia kawan dan baik)
Akbar                       : Antagonis ( Sombong, Angkuh)
Sarah                        : Antagonis (Sombong, angkuh)
Dilha                        : Tritagonis (Cupu dan polos)



1 komentar:

dianeunlimitedaccess mengatakan...

hi saya menghubungi Anda mengenai blog Anda . bisa tolong hubungi saya kembali . template yang Anda gunakan termasuk tag di website kami ( www.wholesaleclearance.co.uk ) . kami telah mengatur template gratis untuk Anda gunakan . jika Anda punya waktu kami ingin meminta Anda untuk mengubah template . dalam pertukaran kita dapat mentransfer sejumlah kecil kepada Anda melalui Paypal . Jika Anda dapat menghubungi kami silahkan , yang akan menjadi besar . Anda dapat menghubungi manajer saya di karl@wholesaleclearance.co.uk

Posting Komentar

My Blog List

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Powered By Blogger