Pages

Subscribe:

Rabu, 04 April 2012

Hukum Dasar Kimia (Kimia X)

Hukum Dasar Kimia

STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.
1. HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER
“Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap”.
Contoh:
hidrogen + oksigen → hidrogen oksida
(4g) (32g) (36g)

2. HUKUM PERBANDINGAN TETAP = HUKUM PROUST
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap”
Contoh:
a. Pada senyawa NH3 : massa N : massa H
= 1 Ar . N : 3 Ar . H
= 1 (14) : 3 (1) = 14 : 3
b. Pada senyawa SO3 : massa S : massa 0
= 1 Ar . S : 3 Ar . O
= 1 (32) : 3 (16) = 32 : 48 = 2 : 3
Keuntungan dari hukum Proust:
bila diketahui massa suatu senyawa atau massa salah satu unsur yang membentuk senyawa tersebut make massa unsur lainnya dapat diketahui.
Contoh:
Berapa kadar C dalam 50 gram CaCO3 ? (Ar: C = 12; 0 = 16; Ca=40)
Massa C = (Ar C / Mr CaCO3) x massa CaCO3
= 12/100 x 50 gram = 6 gram
massa C
Kadar C = massa C / massa CaCO3 x 100%
= 6/50 x 100 % = 12%

3. HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA = HUKUM DALTON
“Bila dua buah unsur dapat membentuk dua atau lebih senyawa untuk massa salah satu unsur yang sama banyaknya maka perbandingan massa unsur kedua akan berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana”.
Contoh:
Bila unsur Nitrogen den oksigen disenyawakan dapat terbentuk,
NO dimana massa N : 0 = 14 : 16 = 7 : 8
NO2 dimana massa N : 0 = 14 : 32 = 7 : 16
Untuk massa Nitrogen yang same banyaknya maka perbandingan massa Oksigen pada senyawa NO : NO2 = 8 :16 = 1 : 2
4. HUKUM-HUKUM GAS
Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT
dimana:
P = tekanan gas (atmosfir)
V = volume gas (liter)
n = mol gas
R = tetapan gas universal = 0.082 lt.atm/mol Kelvin
T = suhu mutlak (Kelvin)
Perubahan-perubahan dari P, V dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan kondisi-kondisi tertentu dicerminkan dengan hukum-hukum berikut:
A. HUKUM BOYLE
Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan
n1 = n2 dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh : P1 V1 = P2 V2
Contoh:
Berapa tekanan dari 0 5 mol O2 dengan volume 10 liter jika pada temperatur tersebut 0.5 mol NH3 mempunyai volume 5 liter den tekanan 2 atmosfir ?
Jawab:
P1 V1 = P2 V2
2.5 = P2 . 10 / P2 = 1 atmosfir
B. HUKUM GAY-LUSSAC
“Volume gas-gas yang bereaksi den volume gas-gas hasil reaksi bile diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai bilangan bulat den sederhana”.
Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku : V1 / V2 = n1 / n2
Contoh:
Hitunglah massa dari 10 liter gas nitrogen (N2 ) jika pada kondisi tersebut 1 liter gas hidrogen (H2 ) massanya 0.1 g.
Diketahui: Ar untuk H = 1 dan N = 14
Jawab:
V1/V2 = n1/n2
10/1 = (x/28) / (0.1/2)
x = 14 gram
Jadi massa gas nitrogen = 14 gram.
C. HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC
Hukum ini merupakan perluasan hukum terdahulu dan diturunkan dengan keadaan harga n = n2 sehingga diperoleh persamaan:
P1. V1 / T1 = P2 . V2 / T2
D. HUKUM AVOGADRO
“Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah mol yang sama. Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada keadaan STP (0o C 1 atm) 1 mol setiap gas volumenya 22.4 liter volume ini disebut sebagai volume molar gas.
Contoh:
Berapa volume 8.5 gram amoniak (NH3) pada suhu 27o C dan tekanan 1 atm ?
(Ar: H = 1 ; N = 14)
Jawab:
85 g amoniak = 17 mol = 0.5 mol
Volume amoniak (STP) = 0.5 x 22.4 = 11.2 liter
Berdasarkan persamaan Boyle-Gay Lussac:
P1 . V1 / T1 = P2 2 . V2 / T2
1 x 112.1 / 273 = 1 x V2 / (273 + 27)
V2 = 12.31 liter 


1). Tata Nama Senyawa Molekul ( Kovalen ) Biner.


Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis unsur.


Contoh : air (H 2 O), amonia (NH 3 )


a). Rumus Senyawa


Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut, ditulis di depan.


B-Si-C-Sb-As-P-N-H-Te-Se-S-I -Br-Cl-O-F


Contoh : ………(lengkapi sendiri)


b). Nama Senyawa


Nama senyawa biner dari dua jenis unsur non logam adalah rangkaian nama kedua jenis unsur tersebut dengan akhiran –ida (ditambahkan pada unsur yang kedua).


Contoh : ………(lengkapi sendiri)


Catatan :


Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari sejenis senyawa, maka senyawa-senyawa yang terbentuk dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani.


1 = mono 2 = di 3 = tri 4 = tetra


5 = penta 6 = heksa 7 = hepta 8 = okta


9 = nona 10 = deka


Angka indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk nama senyawa karbon monoksida.


Contoh : ……….(lengkapi sendiri)


c). Senyawa yang sudah umum dikenal, tidak perlu mengikuti aturan di atas.


Contoh : ………(lengkapi sendiri)


2). Tata Nama Senyawa Ion.


Kation = ion bermuatan positif (ion logam)


Anion = ion bermuatan negatif (ion non logam atau ion poliatom)


a). Rumus Senyawa


Unsur logam ditulis di depan.


Contoh : ………(lengkapi sendiri)


Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya.


Kation dan anion diberi indeks sedemikian rupa sehingga senyawa bersifat netral ( jumlah muatan positif = jumlah muatan negatif).


b). Nama Senyawa


Nama senyawa ion adalah rangkaian nama kation (di depan) dan nama anionnya (di belakang); sedangkan angka indeks tidak disebutkan.


Contoh : ………(lengkapi sendiri)


Catatan :


Ø Jika unsur logam mempunyai lebih dari sejenis bilangan oksidasi, maka senyawa-senyawanya dibedakan dengan menuliskan bilangan oksidasinya (ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi di belakang nama unsur logam itu).


Contoh : ………(lengkapi sendiri)


Ø Berdasarkan cara lama, senyawa dari unsur logam yang mempunyai 2 jenis muatan dibedakan dengan memberi akhiran –o untuk muatan yang lebih rendah dan akhiran – i untuk muatan yang lebih tinggi.


Contoh : ………(lengkapi sendiri)


Cara ini kurang informatif karena tidak menyatakan bilangan oksidasi unsur logam yang bersangkutan.


3). Tata Nama Senyawa Terner.


Senyawa terner sederhana meliputi : asam, basa dan garam.


Reaksi antara asam dengan basa menghasilkan garam.


a). Tata Nama Asam.


Asam adalah senyawa hidrogen yang di dalam air mempunyai rasa masam.


Rumus asam terdiri atas atom H (di depan, dianggap sebagai ion H + ) dan suatu anion yang disebut sisa asam .


Catatan : perlu diingat bahwa asam adalah senyawa molekul, bukan senyawa ion.


Nama anion sisa asam = nama asam yang bersangkutan tanpa kata asam.


Contoh : H 3 PO 4


Nama asam = asam fosfat


Rumus sisa asam = PO 4 3- (fosfat)


b). Tata Nama Basa.


Basa adalah zat yang jika di dalam air dapat menghasilkan ion OH-


Pada umumnya, basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion


Nama basa = nama kationnya yang diikuti kata hidroksida .


Contoh : ………(lengkapi sendiri)


c). Tata Nama Garam.


Garam adalah senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam .


Rumus dan penamaannya = senyawa ion.

0 komentar:

Posting Komentar

My Blog List

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Powered By Blogger