HIDROSFER
Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu:
- mengidentifikasi unsur-unsur utama siklus hidrologi.
- mengidentifikasi berbagai jenis perairan.
- mendeskripsikan Daerah Aliran Sungai (DAS).
- mendeskripsikan kejadian dan potensi air permukaan dan air tanah.
- mengidentifikasi penyebab dan dampak banjir serta usaha mengurangi resiko banjir
Hampir
tiga perempat bumi tertutup oleh air. Kalian dapat menemukannya di
samudera, laut, danau, sungai, rawa, kolam, penampungan air, dan
sebagainya, termasuk di atmosfer dalam wujud gas. Jumlah total air di
bumi termasuk cairan, gas dan es sekitar 336 juta mil kubik (1,4 miliar
kilometer kubik), dan sebanyak 97,2% berada di samudera. Gejala air yang
tersebar di permukaan bumi disebut hidrosfer. Hidrosfer berasal dari kata hydro artinya air dan sphaira artinya lapisan. Jadi, hidrosfer
adalah bagian lapisan air yang menutupi atau berada dalam bumi kita.
Ilmu khusus yang mempelajari air di wilayah daratan dinamakan hidrologi.
A. SIKLUS AIR (SIKLUS HIDROLOGI)
Tahukah kamu bahwa
air yang kita manfaatkan sekarang ini terbentuk jutaan tahun silam oleh
siklus air atau daur hidrologi? Air di permukaan bumi selalu mengalami
perputaran. Siklus air atau daur hidrologi adalah pola
sirkulasi air dalam ekosistem yang dimulai dengan adanya proses
pemanasan permukaan bumi oleh sinar matahari, lalu terjadi penguapan
hingga akan terjadi kondensasi uap air, yaitu proses perubahan uap air
menjadi titik air. Kumpulan titik air di atmosfer dinamakan awan. Bila
uap air telah menjadi titik-titik air, maka hujan akan turun. Kemudian
air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan tersebar, ada yang meresap
ke dalam tanah, singgah di dedaunan, mengalir menuju laut melalui sungai
atau mengumpul di danau, atau menguap lagi ke atmosfer. Siklus
hidrologis dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:
1 Siklus pendek, yaitu air laut
menguap, terjadi kodensasi, uap air membentuk awan, kemudian terjadi
hujan, dan kembali ke laut lagi.
2.Siklus
menengah, yaitu air laut menguap, terjadi kodensasi, uap air terbawa
angin dan membentuk awan di atas daratan, hujan jatuh di daratan menjadi
air darat, kemudian menuju laut.
Tekan disini siklus air menengah
3.Siklus panjang, yaitu air laut
menguap, terjadi kodensasi, uap air terbawa angin dan membentuk awan di
atas daratan hingga ke pegunungan tinggi, jatuh sebagai salju, terbentuk
gletser, mengalir ke sungai, selanjutnya kembali ke laut lagi.
Tekan disini siklus air panjang
Adapun unsur-unsur utama (komponen) yang terjadi dalam proses siklus hidrologi, adalah sebagai berikut:
1 . Evaporasi (presipitasi),
air di permukaan bumi, baik di daratan maupun di laut dipanasi oleh
sinar matahari kemudian berubah menjadi uap air yang tidak terlihat di
atmosfir. Uap air juga dikeluarkan dari daun-daun tanaman melalui sebuah
proses yang dinamakan transpirasi. Setiap hari tanaman yang tumbuh
secara aktif melepaskan uap air 5 sampai 10 kali sebanyak air yang dapat
ditahan. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap
tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000
mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan
yang paling penting juga berasal dan transpirasi oleh daun tanaman yang
hidup. Proses semuanya itu disebut evapotranspirasi.
2 . Kondensasi,
uap air naik ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi akan mengalami
pendinginan, sehingga terjadi perubahan wujud melalui kondensasi menjadi
embun, titik-titik air, salju dan es. Kumpulan embun, titik-titik air,
salju dan es merupakan bahan pembentuk kabut dan awan.
3 . Presipitasi,
ketika titik-titik air, salju dan es di awan ukurannya semakin besar
dan menjadi berat, mereka akan menjadi hujan. Presipitasi pada
pembentukan hujan, salju, dan hujan batu (hail) berasal dan kumpulan
awan. Awan-awan tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh
arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju
pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera
menjadi jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan, salju,
dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya.
4. Infiltrasi (Perkolasi),
air hujan yang jatuh ke permukaan bumi khususnya daratan, kemudian
meresap ke dalam tanah dengan cara mengalir secara infiltrasi atau
perkolasi melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan, sehingga
mencapai muka air tanah (water table) yang kemudian menjadi air bawah tanah.
5 . Surface run off,
air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara
vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut
memasuki kembali sistem air permukaan. Air permukaan, baik yang mengalir
maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah
permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke
laut.
LITOSFER & PEDOSFER(Geografi X)
LITOSFER & PEDOSFER
DINAMIKA PERUBAHAN LITOSFER DAN PEDOSFER SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN DI BUMI
Lapisan kulit bumi sering disebut litosfer. Berasal dari kata litos artinya batu, sfeer atau sphaira
artinya bulatan. Jadi litosfer adalah lapisan kerak bumi atau kulit
bumi yang terdiri dari batu2an yang keras dan tanah, sedangkan tanah itu
sendiri berasal dari batuan yang melapuk. Batu2an pembentuk lapisan
kerak bumi ini banyak mengandung mineral2 yang berbentuk Kristal dan
hablur. Selain itu ada juga beberapa jenis logam.
Tebal kulit bumi tidak merata. Kulit bumi di bagian benua/daratan
lebih tebal daripada di bawah samudera. Bumi tersusun atas beberapa
lapisan :
- Barisfer, yaitu lapisan inti bumi merupakan bahan padat yang tersusun atas lapisan nife (niccolum = nikel dan ferrum = besi). Jari2nya ± 3.470 km dan batas luarnya ± 2.900 km di bawah permukaan bumi.
- Asthenosfer (Mantle), adalah lapisan pengantara yaitu lapisan yang terdapat di atas barisfer setebal ± 1.700 km. berat jenisnya rata2 5 gr/cm3, merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar.
- Litosfer, yaitu lapisan yang terletak di atas asthenosfer, dengan ketebalan ± 1.200 km. berat jenisnya rata2 2,8 gr/cm3. Litosfer terdiri atas 2 bagian :
a) Lapisan Sial, yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan aluminium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3.
Dalam lapisan ini terdapat batuan antara lain batuan sedimen, granit,
andesit, dan batuan metamorf. Lapisan sial disebut juga lapisan kerak
bersifat padat dan kaku memiliki ketebalan ± 35 km. kerak ini dibagi
menjadi dua bagian yakni :
- Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan beku granit pada bagian atasnya dan batuan beku basalt pada bagian bawahnya. Kerak ini yang menempati sebagai benua.
- Kerak samudera, merupakan benda padat yang terdiri atas endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya terdapat batu2an vulkanik dan lapisan yang paling bawah tersusun atas batuan beku gabro dan peridotit. Kerak ini menempati sebagai samudera.
b) Lapisan Sima, yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO.
Lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada lapisan
sial karena mengandung besi dan magnesium, yaitu mineral ferromagnesium
dan batuan basalt. Lapisan sima merupakan bahan yang bersifat elastis
dan mempunyai ketebalan rata2 65 km.
Batuan kulit bumi dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :
1) Batuan Beku.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang
mendingin menjadi padat. Berdasarkan tempat pendinginannya ada 3 macam
batuan beku, yaitu :
a) Batuan Beku Dalam.
Batuan ini disebut juga batuan beku plutonis (batuan
beku abyssis), terjadinya jauh di bawah permukaan bumi, berasal dari
magma yang mendingin. Pendinginan sangat lambat, sehingga berlangsungnya
proses kristalisasi sangat leluasa. Oleh karena itu, batuan beku dalam
terdiri atas kristal2 penuh, mempunyai struktur (susunan) holokristalin
atau granitis. Contohnya : batu garanit, diorite, gabro dan seynit.
b) Batuan Korok.
Batuan ini terbentuk di dalam korok2 atau gang2 di dalam kulit bumi.
Karena tempatnya dekat permukaan, pendinginannya lebih cepat. Itulah
sebabnya batuan ini terdiri dari Kristal besar, Kristal kecil, dan
bahkan ada yang tidak mengkristal, yaitu bahan amorf. Contohnya : granit
porfir dan diorite porfirit.
c) Batuan Leleran/Beku Luar.
Batuan ini terbentuknya di luar kulit bumi, sehingga turunnya
temperatur cepat sekali. Zat2 dari magma hanya dapat membentuk kristal2
kecil, dan sebagian ada yang sama sekali tidak dapat mengkristal.
Contohnya : liparit dan batu apung.
2) Batuan Sedimen atau Batuan Endapan.
Bila batuan beku lapuk, bagian2nya yang lepas mudah diangkut oleh
air, angin, atau es dan diendapkan di tempat lain. Batuan yang mengendap
ini disebut batuan sedimen. Batuan ini mula2 lunak, tetapi
lama-kelamaan menjadi keras karena proses pembatuan.
Dilihat dari perantaranya batuan sedimen dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :
a. Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis.
Pengangkut batuan ini adalah angin, contohnya : tanah los, tanah turf, dan tanah pasir di gurun.
b. Batuan Sedimen Glasial.
Pengangkutan batuan ini adalah es. Contohnya : moraine (moraine).
c. Batuan Sedimen Aquatis.
Pegangkutan batuan ini adalah air. Contohnya :
- Breksi (Brecci) adalah batuan sedimen yang terdiri dari batu2an yang bersudut tajam yang sudah melekat satu sama lain.
- Konglomerat adalah batuan sedimen yang terdiri dari batu2an yang bulat2 yang sudah melekat satu dengan yang lainnya.
- Batu Pasir adalah batuan sedimen yang berbutir-butir dan melekat satu sama lain.
Dilihat dari tempat pengendapannya ada 3 macam batuan sedimen, yaitu :
- Batuan Sedimen Lakustre.
Adalah batuan sedimen yang diendapkan di danau. Contohnya : turf danau, tanah liat danau.
2. Batuan Sedimen Kontinental.
Adalah batuan batuan sedimen yang diendapkan di daratan. Contohnya : tanah los, tanah gurun pasir.
3. Batuan Sedimen Marine.
Adalah batuan sedimen yang diendapkan di laut. Contohnya : lumpur
biru di pantai, endapan radiolarian di laut dalam dan lumpur merah.
3) Batuan Metamorf (Batuan Malihan).
Batuan ini merupakan batuan yang telah mengalami perubahan yang
dahsyat secara kimiawi. Asalnya dapat dari batuan beku atau batuan
sedimen.
Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Batuan Metamorf Kontak
Batuan ini terjadi akibat suhu yang sangat tinggi. Biasanya terletak
dekat dengan dapur magma. Contohnya : marmer, dan batu bara.
b. Batuan Metamorf Dynamo.
Batuan ini terjadi karena tekanan yang tinggi dan dalam waktu yang
lama, disebut juga metamorf kinetis. Contohnya: batu asbak, antrasit,
schist dan shale.
c. Batuan Metamorf Pneumatolitis Kontak.
Terjadi karena pengaruh suhu yang tinggi dan mendapat tambahan gas
lain pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Contohnya, batu permata
dan topas.
Unsur2 yang Terdapat dalam kerak Dan Kulit Bumi :
NAMA UNSUR
|
BANYAKNYA (%)
|
OksigenSilikonAluminium
Ferrum (besi) Kalsium Natrium Kalium Magnesium |
46,60
27,72
8,13
5,00
3,63
2,83
2,59
2,09
|
JUMLAH |
98,59
|
Untuk mengetahui jenis mineral yang terkandung di dalam suatu batuan dipergunakan 2 cara, yaitu :
- Mengenal mineral secara fisik.
Dalam hali ini dipergunakan sifat2 fisik mineral tersebut, diantaranya
- Warna
- Kilap
- Tembusnya cahaya
- Bentuk Kristal
- Bentuk belahan
- Kekerasan
- Berat jenis
- Reaksi terhadap zat yang asam
- Kemagnetan
2. Mengenal mineral secara kimia.
Secara kimia ini mempergunakan pedoman pada unsur2 yang terkandung pada batuan, seperti :
- Mineral murni
- Logam yaitu emas, perak, besi
- Bukan logam yaitu belerang, intan, grafit
- Setengah logam yaitu bismuth.
- Senyawa dengan sulfida
- Senyawa dengan oksida
- Senyawa dengan halida
- Senyawa dengan karbonat
- Senyawa dengan fosfat
- Senyawa dengan silikat
Tanah (Pedosfer) yaitu suatu benda alam yang
menempati lapisan kulit bumi yang teratas dan terdiri atas butir tanah,
air, udara, sisa tumbuh2an dan hewan, yang merupakan tempat tumbuhnya
tanaman.
Sebagai tempat tumbuhnya tanaman, perananan tanah yaitu sebagai
tempat tegaknya tanaman, tempat menyediakan unsur2 makanan, air, dan
tempat menyediakan udara bagi pernapasan akar. Kehidupan tanaman sangat
ditentukan oleh sifat2 tanah, yang merupakan lingkungan hidup sistem
perakarannya.
Hal2 yang berhubungan dengan tanah sebagai berikut :
LAPISAN TANAH
Dalam garis besarnya lapisan tanah itu dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
- Lapisan Tanah Atas.
Lapisan ini tebalnya antara 10 cm – 30 cm, warnanya cokelat sampai
kehitam-hitaman, lebih gembur, yang disebut tanah olah atau tanah
pertanian. Di sini hidup dan berkembang biak semua jasad hidup tanah dan
merupakan lapisan tanah yang tersubur sebagai tempat hidupnya tanaman.
Warna hitam/cokelat dan suburnya tanah disebabkan oleh bunga tanah.
2. Lapisan Tanah Bawah.
Lapisan tanah kedua ini tebalnya antara 50 cm – 60 cm, lebih tebal
daripada lapisan atas, warnanya kemerah-merahan. Lebih terang atau lebih
muda, dan lebih padat. Lapisan tanah ini sering disebut dengan tanah
cadas atau tanah keras. Di sini kegiatan jasad hidup berkurang. Tanaman
berumur panjang, yang mempunyai akar tunggang yang dalam dapat mencapai
lapisan tanah ini.
3. Lapisan Bahan Induk Tanah.
Lapisan tanah ketiga ini warnanya kemerah-merahan atau kelabu,
keputih-putihan. Lapisan ini dapat pecah dan diubah dengan mudah, tetapi
sukar ditembus oleh akar. Di lereng2 gunung lapisan ini sering
kelihatan dengan jelas, dimana lapisan di atasnya telah hanyut oleh
hujan.
4. Lapisan Batuan Induk.
Lapisan yang keempat ini disebut batuan induk. Masih merupakan batuan
pejal, belum mengalami proses pemecahan. Inilah merupakan bahan induk
tanah yang mengalami perubahan beberapa proses dan memakan waktu yang
lama. Di pegunungan2 sering kelihatan, tetapi tumbuh2an tak dapat hidup.
TERJADINYA TANAH
Tanah terjadi dari batuan induk, kemudian berubah menjadi bahan induk
tanah, dan berangsur-angsur menjadi lapisan tanah bawah, yang akhirnya
membentuk tanah atas dalam waktu yang lama sekali. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi terjadinya tanah, yaitu :
- Sinar matahari
- Air
- Udara
- Tumbuh-tumbuhan
- Makhluk hidup
- Jasad hidup dalam tanah.
Tingkatan-tingkatan dalam Proses Perubahan Tanah :
1) Stadium Embrional : tanah yang masih berupa batuan segar.
2) Stadium Yuvernil : tanah muda remaja yang belum begitu produktif.
3) Stadium Veriil : tanah dewasa yang produktif
4) Stadium Seriil : tanah sudah tua dan kurang produktif.
Macam-macam jenis tanah, yaitu :
- Tanah Vulkanis, yaitu tanah yang berasal dari bahan2 yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi. Tanah ini terdapat banyak di sekitar gunung berapi.
- Tanah Kapur, yaitu tanah yang tembus air, tanah ini kurang subur, dan banyak terdapat di pegunungan kapur.
- Tanah Laterit, yaitu tanah vulkanis yang telah kena proses pelarutan karena hujan yang banyak serta suhu yang tinggi, sehingga warnanya dari kelabu berubah menjadi kemerah-merahan.
- Tanah Padzol, yaitu tanah vulkanis yang terkena hujan banyak, tetapi dengan suhu yang rendah, dan banyak terdapat di daerah pegunungan. Warnaya kekuning-kuningan.
- Tanah Margalit, yaitu tanah yang terjadi dari batuan yang banyak mengandung kapur dengan pengaruh hujan yang tidak merata sepanjang tahun, sehingga warnanya berubah menjadi hitam.
- Tanah Terrarosa, yaitu tanah yang terbentuk karena hasil pelarutan batuan kapur, tanah ini banyak ditemukan di dasar2 lembah dan dolina2 pegunungan kapur.
- Tanah Liat, yaitu jenis tanah yang memiliki butiran2 yang halus, dan bentuknya berupa lempeng sifat dari tanah ini, bila kena air sangat lekat dan jika kering menjadi keras dan pecah2.
- Tanah Napal, yaitu tanah liat yang tercampur dengan batu kapur.
- Tanah Kaolin, yaitu jenis tanah liat yang baik untuk membuat barang2 keramik.
- Tanah Rawang (organosol), yaitu tanah yang terbentuk dari sisa tumbuh2an dan terdapat di daerah yang berpaya-paya dan selalu tergenang air.
- Tanah Padas, yaitu tanah yang padat, akibat mineral2 yang dikeluarkan oleh air dari lapisan bagian atas tanah.
- Tanah Aluvival, yaitu tanah yang berasal dari endapan lumpur yang dibawa melalui sungai2. Tanah ini bersifat subur sehingga baik untuk pertanian.
- Tanah Pasir, yaitu tanah yang berasal dari batu pasir yang telah melapuk. Tanah ini sangat miskin dan kadar air di dalamnya sangat sedikit. Tanah pasir yang terdapat di pantai2 pasir disebut sand dune. Contohnya pantai parangtirtis, Yogyakarta.
- Tanah Humus (Bunga Tanah), yaitu tanah yang terjadi dari tumbuh2an yang telah membusuk. Tanah yang mengandung humus bersifat sangat subur dan umumnya berwarna hitam.
- Tanah Lempung (debu), Yaitu tanah yang tidak mudah merembaskan air. Tanah lempung lebih berat daripada tanah pasir, tetapi lebih ringan daripada tanah liat. Butir2nya lebih halus daripada tanah pasir, tetapai lebih longgar daripada tanah liat.
SIFAT-SIFAT TANAH
Memperhatikan dari sifat2 tanah sangat penting sekali, terutama bila
tanah itu akan digunakan sebagai areal tumbuhnya tumbuh2an. Sifat2 yang
penting dari tanah terdiri atas unsur :
- Warna Tanah
Warna tanah dipengaruhi oleh kandungan organik atau kimiawi. Pada
umumnya tanah yang banyak kandungan organiknya akan berwarna gelap, dan
memiliki tingkat kesuburan yang cukup tinggi.
2. Tekstur Tanah.
Yang dimaksud dengan tekstur tanah yaitu besar kecilnya butiran2
tanah, dimana tekstur ini dapat kita bedakan jadi 3 kelas yaitu tanah
pasir, lempung dan tanah liat. Tekstur tanah yang baik adalah tanah
lempung dengan perbandingan antara pasir, debu dan tanah liat harus
sama, sehingga tanah tidak terlalu lepas dan tidak terlalu lekat.
3. Struktur Tanah.
Yang dimaksud dengan struktur tanah yaitu susunan dari butiran2
tanah, dimana struktur ini dapat kita bedakan menjadi 3 macam yaitu
struktur lepas butir, struktur remah, dan struktur gumpal. Tanah
dikatakan memiliki struktur lepas butir, bila butir2 tanah letaknya
berderai atau terlepas satu sama lainnya, sedangkan tanah berstruktur
remah bila butir2 tanah berkumpul membentuk semacam kerak roti. Dan
struktur remah merupakan struktru tanah yang paling baik untuk dijadikan
sebagai tanah pertanian. Tanah yang berstruktur gumpal ditandai dengan
butir2 tanah melekat sangat rapat satu sama lain.
4. Derajat Keasaman ( pH ) Tanah.
Bila dilihat dari derajat keasamannya, tanah ada yang bersifat asam,
dan ada yang alkalis/basa serta ada yang bersifat netral. Keasaman ini
bisa terjadi karena tanah selalu tergenang air. Dan umumnya akar tanaman
akan rusak bila tanah terlalu asam maupun terlalu basa. Umumnya tanaman
memerlukan pH tanah yang netral.
Dipermukaan bumi, lahan atau tanah mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, antara
lain :
- Tekstur tanah
- Permeabilitas tanah
- Ketebalan atau solum tanah
- Kemiringan lereng
- Tingkat erosi
- Penyaluran air.
Berkenaan dengan warna pada tanah yang berbeda-beda, maka adapun asal-usul dari warna2 tersebut adalah sebagai berikut :
- Kuning,berasal dari mineral limonit (2Fe2O33H3O).
- Cokelat, berasal dari bahan 2 organis asam yang lapuk sebagian.
- Putih, berasal dari mineral2 silika-kuarsa (SiO2), kapur (CaCO3), kaolin, bauksit, aluminium dan silikat, gypsum (CaCO42H2O), nitrat, garam2 yang sudah larut serta koloida2 organis tertentu.
- Hitam, berasal dari bahan2 organis yang telah terurai dengan hebat, dan biasanya ada hubungannya dengan unsur2 karbon (C), magnesium (Mg), serta beleran (S).
- Merah, berasal dari mineral hematite (Fe2O3) atau turgit (2Fe2O3H2O).
- Hijau, berasal dari oksida ferrous.
- Biru, berasal dari mineral lilianit.
Untuk menjaga kesuburan tanah dan mengurangi dampak erosi terhadap tanah, maka dapat dilakukan beberapa langkah berikut :
- Terassering, yaitu menanam tanaman dengan sistem berteras-teras untuk mencegah erosi tanah
- Contour Farming, yaitu menanami lahan menurut garis kontur, sehingga perakaran dapat menahan tanah.
- Pemupukan
- Pembuatan Tanggul Pasangan untuk menahan hasil erosi.
- Contour Plowing, yaitu membajak searah garis kontur sehingga terjadilah alur2 horisontal.
- Contour Strip Cropping, yaitu bercocok tanam dengan cara membagi bidang2 tanah itu dalam bentuk sempit dan memanjang dengan mengikuti garis kontur sehingga bentuknya berbelok-belok.
- Crop Rotation, yaitu usaha pergantian jenis tanaman supaya tanah tidak kehabisan salah satu unsur hara akibat diisap terus oleh salah satu jenis tanaman.
- Reboisasi, yaitu menanami kembali hutan2 yang gundul.
- Drainase, yaitu pengaturan sirkulasi air untuk kesuburan tanah.
MACAM-MACAM BENTUK MUKA BUMI
Sebagai akibat dari tenaga eksogen dan endogen,
maka terbentuklah perbedaan ketinggian permukaan bumi, yang dikenal
dengan sebutan relief. Relier permukaan bumi terdiri atas dua macam,
yaitu :
a. Relief daratan, terdiri atas :
- Gunung, yaitu daerah yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya, dan ditandai dengan adanya puncak, lereng, dan kaki gunung.
- Lembah, yaitu daerah ledokan/lebih rendah dari tempat sekitarnya dan berda di bawah kaki gunung.
- Pegunungan, yaitu rangkaian beberapa gunung, bentuknya memanjang. Contohnya pegunungan bukit barisan di pulau sumatera.
- Bukit, yaitu sejenis pegunungan yang tingginya antara 200 sampai 300 meter. Bukit yang berkelompok disebut perbukitan.
- Pematang, yaitu suatu perbukitan atau pegunungan yang puncaknya berderet apabila didaki dari puncak yang satu ke puncakyang lain tidak perlu sampai ke kakinya.
- Cekungan, yaitu bentuk muka bumi yang cekung yang umumnya dikelilingi oleh gunung atau pegnungan .
- Lereng, yaitu suatu medan atau daerah permukaan tanah yang letaknya miring, tidak horizontal dan tidak vertikal.
- Plato atau Plateau, bentuk permukaan bumi ini merupakan dataran tinggi dengan bagian atas relative rata dan telah mengalami erosi. Misalnya, Plato Dieng di Jawa Tengah, dan Plato Madi di Kalimantan.
- Dataran Rendah, yaitu daerah datar yang berada pada ketinggian kurang dari 200 m dari permukaan laut.
- Dataran Tinggi, yaitu daerah datar yang berada pada ketinggian lebih dari 200 m dan berciri sejuk.
- Depresi, adalah bagian permukaan bumi yang mengalami penurunan. Bentuk depresi yang memanjang disebut slenk, sedangkan yang membulat disebut basin. Misalnya, Depresi Jawa Tengah dan Lembah Semangka.
- Ngarai (Canyon), yaitu lembah yang dalam dan sempit dengan lereng yang curam, misalnya ngarai sianok di Sumatera Barat.
- Pantai, adalah bagian dari darat yang terdekat dengan laut. Garis pantai adalah garis batas antara laut dan darat. Tepi pasir atau pesisir adalah bagian dari darat yang tergenang air ketika pasang naik dan kering ketika surut. Daratan yang terletak di tepi laut disebut pantai. Di daerah pantai dikenal berbagai bentuk muka bumi sebagai berikut :
1) Teluk, yaitu laut yang menjorok ke daratan.
2) Tanjung atau ujung, yaitu daratan yang menjorok ke laut. Ujung yang sangat panjang dinamakan jazirah atau semenanjung.
3) Delta, tanah endapan di muara sungai.
4) Gosong, pulau yang tergenang ketika laut pasang dan muncul ke permukaan ketika air laut surut disebut gosong (gosong pasir).
b. Relief Dasar Laut, terdiri atas :
- Palung Laut (trog), yaitu ledokan atau celah yang sangat dalam, berada di dasar laut. Contoh : PalungMindano di Filipina.
- Lubuk Laut (basin atau bekken), merupakan celah yang sangat dalam di dasar laut dan bentuknya agak bulat. Terjadi karena tenaga tektonik, sehingga dasar laut turun. Contoh : lubuk laut sulu di Sulawesi.
- Punggung Laut, merupakan bukit yang terdapat di dasar laut dan sebagian yang ada di atas permukaan air laut merupakan pulau. Contoh : punggung laut siboga, Snellius, obi, dammar, nila, dan seram.
- Ambang Laut (drempel), yaitu dasar laut yang mencuat memisahkan satu perairan dengan perairan lain, contoh : ambang laut Sulawesi.
- Gunung Laut, yaitu gunung yang muncul dari dasar laut, contoh : gunung Krakatau.
- Shelf (laut dangkal/paparan), yaitu laut dangkal yang kedalamannya kurang dari 200 m. contohnya : paparan sahul, paparan sunda.
- Laut Dalam, yaitu laut yang kedalamannya lebih dari 200 m, misalnya laut banda.
- Pulau Koral/Pulau Karang (Terumbu), adalah dasar laut yang sebagian atau semuanya terdiri atas karang.
Tenaga yang mengubah bentuk permukaan bumi terdiri dari tenaga endogen dan eksogen.
A. Tenaga Endogen
merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga ini dapat
memberi bentuk relief di permukaan bumi. Tenaga endogen ada yang
mempunyai sifat membangun dan ada yang mempunyai sifat merusak. Tetapi
secara umum tenaga endogen bersifat membangun. Tenaga endogen merupakan
kekuatan yang mendorong terjadinya pergerakan kerak bumi. Pergerakan ini
disebut diastropisme. Adanya tenaga endogen menyebabkan
terjadinya pergeseran kerak bumi. Pergeseran kerak bumi akan menjadikan
permukaan bumi berbentuk cembung, seperti pegunungan atau gunung berapi,
serta berbentuk cekung, seperti laut dan danau. Adapun yang termasuk
tenaga endogen meliputi :
1. Vulkanisme
Yang dimaksud dengan vulaknisme adalah peristiwa yang berhubungan
dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran
batu2an dalam keadaan cair, liat serta sangat panas. Aktivitas magma
disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung
di dalamnya. Magma ini dapat berbentuk gas, padat dan cair.
Intrusi magma, adalah aktivitas magma di dalam
lapisan litosfera, memotong atau menyisip litosfer dan tidak mencapai
permukaan bumi. Intrusi magma disebut juga plutonisme. Ekstrusi magma adalah kegiatan magma yang mencapai permuakaan bumi. Ekstrusi magma merupakan kelanjutan dari intrusi magma.
Dilihat dari bentuk dan terjadinya, ada 3 macam gunung api, yaitu :
a) Gunung Api Maar.
Bentuknya seperti danau kecil (danau kawah). Terjadi karena letusan
eksplosif. Bahannya terdiri dari efflata. Contohnya gunung lamongan di
Jawa Timur.
b) Gunung Api Kerucut (Strato).
Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan lelehan
effusif, secara bergantian. Bahannya berlapis-lapis, sehingga disebut
lava gunung api strato. Jenis ini yang terbanyak terdapat di Indonesia.
c) Gunung Api Perisai (Tameng).
Bentuknya seperti perisai, terjadi karena lelehan maupun cairan yang
keluar dan membentuk lereng yang sangat landai. Bahan lavanya bersifat
cair sekali. Sudut kemiringan lereng antara 1o – 10o. contohnya Gunung Maona Loa dan Kilanca di Hawaii.
Kuat atau lemahnya ledakan gunung api tergantung dari : tekanan gas,
kedalaman dapur magma, luasnya sumber/dapur magma, dan sifat magma
(cair/kental).
Menurut aktivitasnya, gunung api dapat dibagi menjadi 3 gologan, yaitu :
- Gunung Api Aktif, yaitu gunung api yang masih bekerja yang kawahnya selalu mengeluarkan asap, gempa, dan letusan. Misalnya gunung Stromboli.
- Gunung Api Mati, yaitu gunung api yang sejak tahun 1600 sudah tidak meletus lagi. Misalnya gunung patuha, gunung sumbing, dan sebagainya.
- Gunung Api Istirahat, yaitu gunung api yang sewaktu-waktu meletus dan kemudian istirahat kembali, misalnya gunung ciremai, gunung kelud, dan sebagainya.
Bagian2 dari gunung berapi terdiri atas :
- Kaldera, ialah kawah kepundan yang amat besar, luas, dan bertebing curam yang ada di puncak gunung berapi. Kaldera terjadi sewaktu gunung api meletus dengan hebat dan sebagian dari puncak gunung api itu terbang/gugur ke dalam pipa kawah.
- Saluran Diaterma (Saluran Kepundan), yaitu lubang besar yang berbentuk pipa panjang dari puncak ke sumber magma tempat mengalirnya magma keluar permuakaan bumi.
- Dapur Magma, yaitu tempat/pusat/sumber dari kumpulan magma yang merupakan panas dari kerak bumi berada.
- Sill, adalah magma yang masuk diantara dua lapisan bahan sedimen dan membeku (intrusi datar).
- Lakolit, adalah magma yang masuk diantara batuan sedimen dan menekan ke atas sampai bagian atas cembung dan bagian bawah datar.
- Batolit, adalah magma yang menembus lapisan batu2an dan membeku di tengah jalan.
- Gang, yaitu batuan dari intrusi magma yang memotong lapisan batuan yang berbentuk pipih atau lempeng.
- Apofisa, yaitu cabang dari erupsi korok (gang).
Bahan2 yang dikeluarkan oleh gunung berapi, antara lain :
- Efflata (Benda Padat).
Menuru asalnya efflata dibagi 2 yakni : efflata allogen : berasal dari batu2an sekitar pipa kawah yang ikut terlempar, dan efflata antogen: berasal dari magma sendiri atau disebut juga pyroclastic. Menurut ukuran, efflata dibedakan atas : bom yaitu batu2an besar, lapili yaitu batu2an sebesar kacang/kerikil, pasir, debu, dan batu apung.
2. Bahan Cair.
Terdiri atas :
a) Lava, yaitu magma yang telah sampai di luar.
b) Lahar Panas, berupa lumpur panas mengalir yang terjadi dari magma yang bercampur air.
c) Lahar Dingin, yaitu lumpur magma yang telah mendingin.
3. Ekshalasi (Bahan Gas).
Terdir atas :
a) Solfatar, yaitu gas belerang (H2S) yang keluar dari dalam lubang.
b) Fumarol, yaitu uap air.
c) Mofet, yaitu gas asam arang (CO2).
Gunung merapi yang sedang meletus sangat berbahaya karena mengeluarkan :
a) Banjir lahar.
b) Banjir lava
c) Gelombang pasang.
d) Awan emulsi.
Manfaat2 gunung api, antara lain :
- Menyuburkan tanah.
- Dapat mendatangkan hujan.
- Memperluas daerah pertanian karena semburan dan vulkanik
- Memperbanyak jenis tanaman budi daya.
- Menyebabkan letak mineral (barang tambang) dekat dengan permukaan tanah.
- Menjadi tempat pariwisata dan sanatorium, karena udaranya yang sejuk.
- Dapat dimanfaatkan sebagai pusat pembangkit tenaga listrik (geothermal).
Peristiwa post vulkanis adalah peristiwa yang
terdapat pada gunung berapi yang sudah mati atau yang telah meletus.
Yang termasuk perisitiwa pos vulkanis adalah :
- Makdani, adalah mata air mineral yang biasanya panas. Mata air ini biasanya dapat dimanfaatkan untuk pengobatan, khususnya penyakit kulit.
- Geyser, adalah mata air yang memancarkan air panas secara periodik. Ada yang memancar setiap jam, satu hari, sampai satu minggu. Tinggi pancarannya dapat mencapai 10 – 100 meter.
Peristiwa mengalirnya magma keluar permukaan bumi
disebut dengan erupsi. Berdasarkan kekuatan letusannya, erupsi gunung
berapi dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu :
- Erupsi Effusif, yaitu erupsi yang terjadi dengan sangat lemah, tidak menimbulkan ledakan2.
- Erupsi Eksplosif, yaitu erupsi yang erjadi dengan sangat kuat, disertai dengan ledakan2 dahsyat.
- Erupsi Campuran, kekuatan erupsi campuran tidak sekuat erupsi eksplosif, namun lebih kuat dari erupsi effusif.
Berdasarkan bentuk dan lokasi dari tempat keluarnya magma, erupsi dapat dibedakan menjadi :
- Erupsi Vent (Erupsi Sentral).
Pada erupsi jenis ini, magma keluar melalui pipa kepundan gunung api dan jangka waktu erupsinya pendek.
2. Erupsi Linear (Fissure Eruption).
Erupsi jenis ini tidak melalui lubang kepundan gunung berapi, melainkan keluar meleleh lewat retakan2 kerak bumi.
3. Erupsi Areal.
Yaitu magma keluar melalui lubang yang besar, karena magma terletak
sangat dekat dengan permukaan bumi sehingga magma menghancurkan dapur
magma yang menyebabkan magma meleleh keluar ke permukaan bumi. Misalnya
Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya 10.000 km2.
Di Indonesia terdapat beberapa deretan pegunungan, yaitu:
- Deretan pegunungan Sunda, yaitu deretan pegunungan yang berjajar dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusatenggara, Maluku Selatan dan berakhir di Pulau Banda.
- Deretan Sirkum Australia, yaitu deretan pegunungan yang berjajar dari Australia, ujung timur Pulau Irian, masuk melalui bagian tengah Irian dengan puncak tertinggi Jayawijaya.
- Deretan pegunungan Sangihe, yaitu deretan pegunungan yang membujur dari Kepulauan Sangihe (Sulawesi Utara), masuk ke Minahasa, Teluk Gorontalo (dengan Gunung Una-Una yang sering meletus) hingga Sulawesi Selatan.
- Deretan Pegunungan Halmahera, yaitu deretan pegunungan yang berderet mulai dari Pulau Talaut, Pulau Maju dan Tifor di Maluku Utara, masuk ke Halmahera serta Pulau Ternate dan Tidore, berbelok ke timur hingga Kepala Burung
- Deretan Pegunungan Kalimantan, deretan ini bermula dari Pulau Palawan (Filipina) kemudian masuk ke Kalimantan.
2. Seisme (Gempa Bumi)
Gempa bumi adalah getaran pada permukaan kulit bumi yang disebabkan
oleh kekuatan2 dari dalam bumi. Timbulnya getaran ini dikarenakan adanya
retakan atau dislokasi pada kulit bumi. Jika terjadinya getaran karena
adanya retakan di dasar laut, yang kemudian merambat melalui air laut,
maka terjadilah gempa laut yang dapat menggoncangkan kapal2 dan
menimbulkan gelombang pasang yang mencapai puluhan meter tingginya.
Peristiwa ini disebut dengan tsunami.
Dilihat dari intensitasnya ada 2 macam jenis gempa yaitu :
- Macroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya besar dan dapat diketahui tanpa menggunakan alat.
- Microseisme, yaitu gempa yang intensitasnya kecil sekali dan hanya dpat diketahui dengan menggunkan alat perekam.
Hal ikhwal mengenai gempa bumi perlu diselidiki agar akibat yang
ditimbulkannya dapat diramalkan dan upaya penanggulangannya dapat
dilakukan. Ilmu yang mempelajari gempa bumi, gelombang2 seismik serta
perambatannya disebut seismologi.
Dalam kajian seismologi di perluakan berbagai alat. Salah satu alat yang terpenting adalah seismograf atau alat untuk mencatat gempa. Ada 2 macam seismograf, yaitu :
- Seismograf Horizontal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah horizontal.
- Seismograf Vertikal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah vertikal.
Gambar : Seismograf
Besaran (magnitudo) gempa yang didasarkan pada amplitudo gelombang tektonik dicatat oleh seismograf dengan menggunakan skal Richter. Skala ini ini dibuat oleh Charles F. Richter pada tahun 1935.
Sumber gempa di dalam bumi disebut dengan Hiposentrum. Dari
hiposentrum ini di teruskan ke segala arah. Tempat hiposentrum ini ada
yang dalam sekali, dan ada yang dangkal. Di Indonesia terdapat
hiposentrum yang dalamnya lebih dari 500 km, contohnya di bawah laut
Flores ± 720 km.
Pusat gempa pada permukaan kulit bumi di atas hiposentrum disebut dengan Episentrum. Kerusakan yang terbesar terdapat di sekitar episentrum.
Daerah2 yang mengalami gempa dapat dibuat peta. Pada peta tersebut ada beberapa macam garis,yaitu :
- Homoseiste, yaitu garis yang menghubungkan tempat2 yang pada saat yang sama mengalami getaran gempa.
- Isoseiste, yaitu garis yang menghubungkan tempat2 yang dilalui oleh gempa yang sama intensitasnya.
- Pleistoseiste, yaitu garis yang menggelilingi daerah yang mendapat kerusakan terhebat dari gempa bumi.
Gempa bumi merambat melalui 3 macam getaran, yaitu :
- Getaran Longitudinal (Merapat Merenggang).
Getaran ini berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui dalam bumi,
kecepatan getarannnya sangat cepat, hingga mencapai 7 sampai 14 km per
jam. Getaran ini datangnya paling awal da merupakan getaran pendahuluan
yang pertama, itulah sebabnya disebut juga getaran primer. Getaran ini
belum menimbulkan kerusakan.
2. Getaran Transversal (Naik-Turun)
Getaran ini asalnya juga dari hiposentrum dan bergerak juga melalui
dalam bumi. Kecepatan getaran ini antara 4 sampai 7 km per jam. Getaran
ini datang setelah getaran longitudinal dan merupakan getaran
pendahuluan kedua yang disebut getaran sekunder.
3. Getaran Gelombang Panjang.
Getaran ini asalnya dari episentrum dan bergerak melalui permukaan
bumi. Kecepatan getaran ini antara 3,8 sampai 3,9 km per jam. Getaran
ini datangnya paling akhir, tetapi merupakan getaran pokok. Getaran ini
yang menimbulkan kerusakan.
KLASIFIKASI GEMPA
Kita dapat membedakan macam2 gempa bumi berdasarkan :
- Hiposentrum gempa atau jarak pusat gempa yaitu :
- Gempa Dalam, jika hiposentrumnya terletak antara 300-700 km di bawah permukaan bumi.
- Gempa Intermidier, jika hiposentrumnya terletak antara 100-300 km di bawah permukaan bumi.
- Gempa Dangkal, jika hiposntrumnya terletak dari 100 km di bawah permukaan bumi.
2. Atas dasar bentuk episentrumnya, dibedakan :
- Gempa Linier, jika episentrumnya berbentuk garis. Contohnya gempa tektonik karena bentuknya bisa berupa daerah patahan.
- Gempa Sentral, jika episentrumya berbentuk titik. Contohnya gempa vulkanik atau gempa runtuhan.
3. Atas dasar letak episentrum gempa, dibedakan atas :
- Gempa Laut, jika episentrumnya terletak di dasar laut.
- Gempa Daratan, jika episentrumnya di daratan.
4. Atas dasar jarak episentral, gempa dibedakan atas :
- Gempa Setempat, jika jarak tempat gempa terasa sampai ke episentralnya kurang dari 10.000 km.
- Gempa Jauh, jika episentral dan tempat gempa terasa berjarak sekitar 10.000 km
- Gempa Sangat Jauh, jika episentral dan tempat gempa terasa lebih dari 10.000 km.
5. Atas dasar peristiwa yang menyebabkan gempa, dapat dibedakan atas :
- Gempa Tektonik atau Gempa Dislokasi, yaitu gempa yang terjadi setelah terjadinya dislokasi atau karena gerakan lempeng. Gempa inilah yang dapat berakibat parah, terutama jika jarak hiposentrumnya dangkal.
- Gempa Vulkanik, yaitu gempa yang terjadi sebelum, pada saat dan sesudah peristiwa letusan gunung api.
- Gempa Runtuhan, gempa yang terjadi akibat runtuhya bagian atas litosfer, karena bagian sebelah dalam bumi berongga. Misalnya gempa di daerah kapur.
- Gempa Buatan, yaitu gempa yang disebabkan oleh perbuatan manusia. Misalnya gempa yang terjadi akibat ledakan dinamit yg di gunakan untuk membuat gua/lubang untuk kegunaan penggalian atau pertambangan.
Untuk menentukan letak episentrum caranya sebagai berikut :
- Dengan menggunakan hasil pencatatan seismograf. Cara ini dengan menggunakan 3 seismograf, yaitu satu seismograf vertikal, atu seismograf horizontal yang berarah utara dan selatan sedang satu lagi seismograf berarah timur dan barat.
- Dengan menggunakan 3 tempat yang terletak satu homoseiste. Cara ini dengan menggunakan seismograf di 3 tempat yang merasakan getaran gempa pada saat yang sama. Pertama-tama kita hubungkan tempat seismograf yang satu homoseiste. Karena 3 seismograf maka didapat 2 garis. Dua garis itu dibuat garis sumbu, sehingga episentrum terletak pada pertemuan dua garis sumbu.
- Dengan menggunakan 3 tempat yang mencatat jarak episentrum. Untuk menentukan jarak episentrum digunakan rumus Laska :
∆ = { (S – P ) } – 1′ x 1.000 km
∆ = delta = jarak episentrum
S – P = selisih waktu pencatatan gelombang primer dengan gelombang sekunder dalam satuan menit.
1′ = satu menit.
Contoh :
Gelombang S tiba pada pukul 10.29’44”, sedang gelombang P tiba pada
pukul 10.25’14”. berapakah jarak episentrum sebuah seismograf dari
daerah Z ?
Jawab :
{ ( 10.29’44” – 10.25’14” ) } – 1′ x 1.000 km
= ( 4 1/2 – 1′ ) x 1.000 km = 3.500 km.
Sekarang misalnya letak episentrum dari 3 tempat, yaitu Z = 3.500 km, Y= 5.250 km, dan X = 3.750 km.
Maka cara membuatnya :
- Dibuat perbandingan skala horizontal 1 cm = 1000 km. maka Z = 3,5 cm, Y = 5,25 cm, X = 3,75 cm.
- Buat lingkaran sesuai jari2 Z,Y,X.
- Ketiga lingkaran akan berpotongan pada satu titik E (episentrum).
- Dengan menggunakan lingkaran isoseiste. Dari laporan secara visual dapat dibuat tanda2 pada peta yang kemudian dapat ditentukan beberapa isoseiste di daerah bencana gempa. Dengan mengetahui lingkaran atau elips isoseiste itu dari luar kea rah dalam, dapat ditentukan tempat episentrum.
3. Tektonisme
Tektonisme adalah perubahan/pergeseran letak lapisan kulit bumi
secara mendatar atau vertikal. Jadi yang dimaksud dengan gerak tektonik
adalah semua gerak naik dan turun yang menyebabkan perubahan bentuk
kulit bumi. Gerak ini dibedakan lagi menjadi :
- Gerak Epirogenetik, adalalah gerak atau pergeseran lapisan kulit bumi yang relatif lambat, berlangsung dalam waktu yang lama, dan meliputi daerah yang luas. Ada dua macam gerak epirogenetik, yaitu :
a) Epirogenetik Positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut naik.
b) Epirogenetk Negatif, yaitu gerak naiknya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut turun.
2. Gerak Orogenetik, adalah gerak atau pergeseran
lapisan kulit bumi yang relatif lebih cepat dan meliputi daerah yang
tidak begitu luas. Gerak ini disebut juga gerakan pembentuk pegunungan.
Bentuk gerakan orogenetik dapat dibedakan menjadi :
a) Wraping (Pelengkungan)
Pada muka bumi yang terdapat bentukan jenis ini, dataran akan
melengkung ke atas sehingga terbentuk suatu kubah atau yang disebut
juga dengan Dome. Hal ini disebabkan gerak vertikal
yang tidak merata di suatu daerah, khususnya di daerah yang berbatuan
sedimen. Selain kubah, ada juga yang mengarah ke bawah hingga membentuk
cekungan atau basin, diameternya dapat mencapai beberapa mil.
b) Folding (Pelipatan)
Pelipatan akan terjadi apabila struktur batuan pada suatu daerah
menderita suatu tekanan yang lemah. Namun, berlangsung lama dan belum
melampaui titik patah batuan sehingga hanya membentuk lipatan. Bagian
puncak suatu lipatan disebut dengan antiklin, sedangkan lembahnya disebut dengan sinklin.
c) Jointing (Retakan).
Retakan pada muka bumi terbentuk karena adanya pengaruh gaya regangan
yang mengarah ke dua arah yang berlawanan pada muka bumi sehingga
terjadi retakan2, tetapi masih bersambung.
Retakan biasanya terjadi pada batuan yang rapuh sehingga tenaga yang
kecil saja sudah dapat membuat muka bumi retak2. Pada umumnya retakan
ini ditemukan pada puncak antiklinal, yang disebut tektonik joint.
d) Faulting (Patahan).
Jika folding atau pelipatan membentuk muka bumi dalam waktu yang
berlangsung lama maka faulting atau patahan terjadi karena tekanan yang
kuat dan berlangsung sangat cepat. Batuan tidak hanya mengalami retakan,
juga mengalami displacement atau sudah terpisah satu dengan lainnnya.
Pada umumnya, daerah sepanjang patahan merupakan daerah pusat gempa
bumi karena selalu mengalami pergeseran batuan kerak bumi. Patahan dapat
menyebabkan turunnya bagian kulit bumi atau yang disebut dengan graben, atau yang sering disebut juga dengan slenk.
Selain menyebabkan turunnya bagian kulit bumi, patahan juga dapat
menyebabkan naiknya kulit bumi. Hal ini terjadi apabila bagian diantara
dua patahan mengalami pengangkatan sehingga menjadi lebih tinggi dari
daerah sekitarnya, atau yang biasa disebut dengan horst.
Prinsip-Prinsip Pergeseran Lempeng Litosfer
Seperti yang diuraikan sebelumnya bahwa litosfer yang tipis berada di
atas asthenosfer yang bersifat cair (plastis). Menurut para ahli
geologi litosfer tersebut terkoyak-koyak disana-sini sehingga
terpecah-pecah membentuk suatu kepingan yang disebut lempeng litosfer
dan bergerak akibat adanya arus konveksi di asthenosfer. Jadi, tanah
yang kita injak sebetulnya bergerak rata2 sejauh 1 – 10 cm per tahun.
Dengan adanya gerakan tersebut maka lempeng litosfer saling berdesakan
dan bertumbukan, maka timbul prinsip2 pergeseran lempeng litosfer, yaitu
:
- Lempeng litosfer saling bertumbukan (divergensi) dimana salah satunya sampai menyusup di bawah lempeng litosfer lainnya.
- Lempeng litosfer saling berpapasan, yang membentuk sesar mendatar.
- Lempeng litosfer saling memisah (konvergensi), yang membentuk punggungan di tengah samudera.
B. Tenaga Eksogen
adalah tenaga yang berasal dari luar bumi, antara lain berasal dari
hujan, panas matahari, angin, aliran air, dan luncuran gletser serta
makhluk hidup. Tenaga eksogen dapat mengubah bentuk permukaan bumi
menjadi berlubang, berbukit dan bentuk lainnya. Tenaga eksogen ini
bersifat merusak. Artinya menyebabkan terjadinya kikiksan atau erosi,
pelapukan, dan pengangkutan material (mass wasting). Pada prosesnya
menghasilkan bentuk sisa (residual) dan bentuk endapan (depositional).
Tenaga eksogen dapat di bagi menjadi :
- Weathering (Pelapukan).
Pelapukan adalah segala perubahan dalam batuan karena pengaruh
keadaan cuaca (misalnya air, suhu). Adanya perbedaan temperatur yang
tinggi dan rendah, sangat besar pengaruhnya terhadap batu2an.
Macam2 jenis pelapukan antara lain :
1) Pelapukan Fisis (Pelapukan Mekanik).
Pelapukan mekanik merupakan pelapukan batuan yang tidak disertai
dengan perubahan susunan kimia, seperti batuan yang besar pecah dan
berubah menjadi semakin kecil, selanjutnya sampai halus, tetapi susunan
kimianya sama dengan batuan induknya. Sebab2 pelapukan mekanis antara
lain :
- Insolasi (pengaruh sinar matahari) dan perubahan suhu.
- Pembekuan.
- Pengerjaan garam.
- Daya erosi
- Gelombang laut yang memukul pantai.
2) Pelapukan Kimia
Pelapukan kimi merupakan pelapukan batuan melalui proses kimia yang
disertai dengan perubahan susunan zat dari mineral batuan induknya.
Contohnya : hancurnya batuan karena larutan batuan kapur yang dicampur
oleh air hujan yang banyak mengandung CO2.
3) Pelapukan Biologis (Pelapukan Organik)
Pelapukan organik merupakan pelapukan batuan yang disebabkan oleh
oraganisme2 (tumbuh2an, hewan, dan manusia). Manusia dapat merusak
ekosistem yang lebih besar lagi, tetapi dapat juga memelihara ekosistem
yang sudah rusak dan memperbaharui lagi. Pelapukan organis sebagian
masuk pelapukan fisik dan sebagian masuk pelapukan kimia.
Pelapukan bioligis dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
- Pelapukan biologis fisik, misalnya tekanan akar, merayapnya cacing, dan sebagainya.
- Pelapukan biologis kimia, misalnya pelapukan bunga tanah (humus), pengerjaan jasad2 hidup pada batuan, yaitu dengan jalan mengeluarkan zat2 tertentu.
2. Erosi (Pengikisan).
Erosi adalah proses pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang
melibatkan pengangkatan benda2 seperti air, es, angin, dan gelombang
arus.
Macam2 jenis erosi, yaitu :
1) Erosi Air
Air yang mengangkut batu2an yang hancur mempunyai kekuatan mengikis
lebih besar. Peristiwa gesekan pada erosi air tergantung pada :
kecepatan gerak, daya angkut air, dan keaadan permukaan.
2) Abrasi, adalah pengikisan batuan yang
disebabkan oleh pengerjaan air laut. Besar kecilnya gelombang atau
kecepatan angin, dapat menimbulkan perubahan bentuk di sepanjang pantai
disebut abrasi platform.
3) Gletser, yaitu pegikisan yang disebabkan
oleh pengerjaan es . pengikisan oleh es disebut juga glacial/eksarasi.
Di daerah pegunungan yang tinggi sering terdapat salju abadi atau es. Es
bergerak turun melalui lereng dan mengikis dasar lereng gunung serta
mendorongnya ke lembah.
4) Korasi, yaitu pengikisan yang disebabkan oleh pengerjaan angin.
Erosi yang disebabkan oleh tenaga air, misalnya :
1) Erosi percikan, yaitu erosi yang disebabkan oleh tetesan air hujan yang memecahkan butir-butir tanah.
2) Erosi lembar, yaitu pengikisan dan pengangkutan lapisan
tanah permukaan, yang disebabkan oleh aliran air di permukaan tanah.
3) Erosi Alur, yaitu pengikisan lapisan tanah yang sudah
membentuk alur-alur dengan lebar < 40 cm dan kedalaman < 25 cm.
4) Erosi Parit, yaitu pengikisan lapisan tanah yang mebentuk
alur-alur yang lebih besar,sehingga sering disebut parit m ukuran lebar
> 40 cm dan kedalaman > 25 cm. Erosi tebing sungai, yaitu aliran
air sungai mengikis tebing sungai.
3. Sedimentasi (Pengendapan)
Lapisan hasil pelapukan yang terjadi dipermukaan bumi, baik di
daratan yang rata maupun di lereng2 bukit, pegunungan atau gunung
dipengaruhi oleh bermacam-macam kekuatan. Daerah yang terkena pelapukan
maupun yang menerima hasil pelapukan menghasilkan struktur morfologi
yang berbeda-beda.
Bentukan2 dalam proses pengendapan/sedimentasi di daerah pantai antara lain :
1) Pesisir (Beach).
Adalah pantai yang terdiri atas endapan pasir sebagai hasil erosi.
2) Dune
Adalah bukit pasir di daerah pedalaman yang terjadi sebagai akibat hembusan angin di daerah pasir yang luas.
3) Spit dan Bar.
Spit adalah material pasir sebagai proses pengendapan yang terdapat
di muka teluk, berbentuk memanjang, dan salah satu ujungnya menyatu
dengan daratan. Sedangkan ujung lain terdapat di laut. Bar adalah
punggungan pasir dan kerikil yang diendapkan tepat diseberang teluk.
Bila bar ini menghubungkan dua pulau disebut tambolo.
4) Delta.
Adalah bentukan dari proses pengendapan erosi yang di bawa oleh
aliran sungai di daerah pantai. Dalam proses sedimentasi/pengendapan ini
akan menghasilkan batuan sedimentasi. Batuan sedimen juga dapat
diklasifikasikan berdasarkan tenaga alam yang mengangkut dan tempat
sedimen.
Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya ada empat macam sedimen yaitu :
- Sedimen Akuatis : pengendapan oleh air
- Sedimen Aeris (Aeolis) : pengendapan oleh angin
- Sedimen Glasial : pengendapan oleh es
- Sedimen Marine : pengendapan oleh air laut.
Berdasarkan tempatnya ada 5 macam sedimen, yaitu :
- Teristris : pengendapan di darat
- Sedimen Fluvial : pengendapan di sungai
- Sedimen Limnis : pengendapan di rawa2 atau danau
- Sedimen Marine : pengendapan di laut
- Sedimen Glasial : pengendapan di daerah es.
4. Pengangkutan Material (Mass Wasting).
Pengangkutan material (mass wasting) terjadi karena adanya gaya
gravitasi bumi sehingga terjadi pengangkutan atau perpindahan material
dari satu tempat ke tempat lain. Proses mass wasting berlangsung dalam empat jenis pergerakan material.
1) Jenis pergerakan pelan (lambat).
Rayapan merupakan bentuk dari jenis pergerakan lambat pada proses
mass wasting. Rayapan adalah gerakan tanah dan puing batuan yang
menuruni lereng secara pelan, dan biasanya sulit untuk diamati kecuali
dengan pengamatan yang cermat. Rayapan terbagi menjadi beberapa jenis.
a) Rayapan tanah. Yaitu gerakan tanah menuruni lereng.
b) Rayapan halus. Yaitu gerakan puing batuan hasil pelapukan pada lereng curam yang menuruni lereng.
c) Rayapan batuan. Yaitu gerakan blok-blok secara individual yang menuruni lereng.
d) Rayapan batuan gletser (rock glatsyer creep). Yaitu gerakan lidah-lidah batuan yang tercampak menuruni lereng.
e) Solifluksi (solifluction). Yaitu aliran pelan masa batuan yang banyak mengandung air menuruni lereng di dalam saluran tertentu.
2) Jenis pergerakan cepat.
Jenis pergerakan ini dapat dibagi sebagai berikut :
a) Aliran tanah. Yaitu gerakan berlempung atau
berlumpur yang banyak mengandung air menuruni teras atau lereng
perbukitan yang kemiringannya kecil.
b) Aliran lumpur. Yaitu gerak puing batuan yang banyak mengandung air menuruni saluran tertentu secara pelan hingga sangat cepat.
c) Gugur puing. Yaitu puing-puing batuan yang meluncur di dalam saluran sempit menuruni lereng curam.
3) Longsor lahan (landslide).
Gerakan yang termasuk dalam kategori ini merupakan jenis yang mudah
diamati, dan biasanya berupa puing massa batuan. Gerakan tersebut dapat
dibagi menjadi :
a) Luncur. Yaitu gerakan penggelinciran dari
satu atau beberapa unit puing batuan, atau biasanya disertai suatu
putaran ke belakang pada lereng atas di tempat gerakan tersebut terjadi.
b) Lonsor puing. Yaitu peluncuran puing batuan yang tidak terpadatkan, dan berlangsung cepat tanpa putaran ke belakang.
c) Jatuh puing. Yaitu puing batuan yang jatuh hampir bebas dari suatu permukaan yang vertikal atau menggantung.
d) Lonsor batu. Yaitu massa batuan yang secara individu meluncur atau jatuh menuruni permukaan lapisan atau sesaran.
e) Jatuh batu. Yaitu blok-blok batuan yang jatuh secara bebas dari lereng curam,
4) Amblesan (subsidensi).
Amblesan yaitu pergeseran tempat ke arah bawah tanpa permukaan bebas
dan tidak menimbulkan pergeseran horizontal. Hal ini umumnya terjadi
karena perpindahan material secara pelan-pelan di daerah massa yang
ambles.
5. Denudasi.
Adalah proses yang mengakibatkan perendahan relief daratan akibat longsor, pengerjaan manusia dan lain sebagainya.
Sejarah Pembentukan Bumi(GEOGRAFI X)
Sejarah Pembentukan Bumi
Posted on 07.09.2010 by adie
Bumi
adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya.
Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa
lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi
berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan,
danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang
termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti
apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan
perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari
(revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu,
proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata
surya kita.
Bagaimana Bumi ini terbentuk secara pasti
masih merupakan perdebatan dimana banyak pendapat yang dikemukakan
oleh para ahli dengan alasan yang berbeda-beda pula. Berikut ini
beberapa teori mengenai pembentukan bumi yang umum dikenal.
1. Teori Kant – Laplace
Sejak
jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan
analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah
memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah satunya adalah teori kabut
(nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace
(1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori
ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian
berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini
membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat.
Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian
khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian
yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata
surya.
2. Teori Planetesimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya T.C Chamberlain,
seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis,
yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali,
pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas
dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas
di dekat matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian
massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi
dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang
tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada
yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah
bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi
matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama kelamaan
menjadi padat dan di sebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang
terbentuk akan saling tarik – menarik bergabung menjadi satu dan pada
akhirnya membentuk planet, termasuk bumi.
3. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton.
Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar.
Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar.
Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih
kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi
bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah
matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang
mengelilinginya.
4. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys
pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari
dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada
tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas.
Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya
sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak
bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah
bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka
akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh
matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung
tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam
lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan
merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi
perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu
berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang
besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari
tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan
hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet
itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses
pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada
planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada
planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif
lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung,
planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk
elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan
mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan
matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang
baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari
planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang
berputar mengelilingi planet-planet. Peranan yang dipegang matahari
dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan
bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan
di atas.
5. Teori Big Bang
Berdasarkan
Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar
tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang
berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian
kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat,
membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu
meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi
dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun,
nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang
disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata
surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi
mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang
mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk
planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus
mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang
ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi
Masih banyak teori-teori yang lainnya yang dikemukakan oleh para ahli seperti:
Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon.
Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari
dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental
ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet.
Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker,
seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya
terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian
besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan
helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan
tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih
berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur –
unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi
membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
Teroti Kuiper dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper
mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan
cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang
berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya,
beliau juga memasukkan unsur – unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium.
Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas,
sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan
malia menggumpal menjadi planet – planet.
Teori Whipple oleh seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple,
mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu
kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang
berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal
menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan
yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.
Secara umum yang paling populer sampai
sekarang adalah Teori Big Bang dan banyak diikuti oleh para ilmuwan
walaupun terkadang masih terdapat beberapa perbedaan.
0 komentar:
Posting Komentar