SOSIOLOGI : SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MENGKAJI HUBUNGAN MASYARAKAT
- Pengertian Sosiologi
Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh ahli filsafat, moralis sekaligus sosiolog berkebangsaan Perancis, Auguste Comte melalui sebuah karyanya yang berjudul Cours de Philosophie Positive.
Secara etimologis ( asal kata ) sosiologi berasal dari kata socius dan
logos. Dalam bahasa Romawi ( Latin ) socius berarti teman atau sesama
dan logos yang artinya ilmu. Jadi, secara harfiah sosiologi berarti membicarakan atau memperbincangkan pergaulan hidup manusia.
Pengertian tersebut akhirnya diperluas menjadi ilmu pengetahuan yang
membahas dan mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat.
- Sejarah perkembangan sosiologi
Sosiologi
termasuk ilmu yang paling muda dibandingkan dengan ilmu-ilmu social
yang ada. Sejak abad pencerahan ( abad ke- 17 M ), terjadi sejumlah
perubahan besar di dunia, terutama di Eropa. Akan tetapi perubahan yang
revolusioner terjadi sepanjang abad ke-18 M. Perubahan itu dikatakan
revolusioner karena dengan cepat struktur/tatanan masyarakat lama
berganti dengan struktur yang baru. Revolusi social sepanjang abad ke-18
itu, paling jelas tampak dalam Revolusi Amerika, Revolusi Industri, dan
Revolusi Perancis. Ketiga revolusi itu berpengaruh ke seluruh dunia.
Gejolak Abad revolusi itu menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis.
Sejak abad ke-19, sejumlah ilmuwan menyadari perlunya
secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan social. Para ilmuwan
berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki
masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Untuk membangun teori itu, perhatian mereka tercurah pada perbandingan masyarakat dan peradaban manusia dari masa ke masa.
Ilmuwan yang sampai sekarang diakui sebagai Bapak Sosiologi adalah Auguste Comte. Rintisan Comte mendapat sambutan luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar sosiologi antara lain : Pitirin A Sorookin, Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim,George Simmel dan Max Weber.
3. Metodologi Sosiologi
Sebagai metode sosiologi menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari
gejala-gejala alamiah khususnya gejala kemasyarakatan. Tekhnik dasar
dalam metode ilmiah adalah observasi ilmiah atau penalaran. Menurut Paul
B Horton tekhnik riset tersebut antara lain :
a. Study cross-section dan longitudinal
Study
cross-section adalah suatu pengamatan yang meliputi suatu daerah yang
luas dan dalam jangka waktu tertentu.Sedangkan studi longitudinal adalah
suatu studi yang berlangsung sepanjang waktu yang menggambarkan suatu
kecenderungan atau serangkaian pengamatan sebelum dan sesudahnya.
b. Eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan
Pada
eksperimen laboratorium, subjek orang dikumpulkan di dalam suatui
tempat atau laboratorium kemudian diberi pengalaman sesuai dengan yang
diinginkan sang peneliti kemudian dicatat dan ditarik
kesimpulan-kesimpulan. Penelitian eksperimen lapangan adalah pengamatan
yang dilakukan di luar laboratorium di mana peneliti memberikan
pengalaman-pengalaman baru kepada objek secara umum kemudian diamati
hasilnya.
c. Penelitian pengamatan
Penelitian ini hampir sama dengan eksperimen,
tetapi dalam penelitian ini kita tidak mempengaruhi terjadinya suatu
kejadian.
Menurut Soerjono Soekanto, metode yang digunakan adalah :
a. Metode
Kualitatif, yang mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar
diukur dengan angka-angka, meskipun kejadian itu nyata dalam masyarakat,
antara lain :
1. Metode
histories, adalah metode yang mempergunakan analisis atas
peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip
umum.
2. Metode
Komparatif, adalah metode yang mementingkan perbandingan antara
bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk mengetahui
perbedaan, persamaan,dan sebab-sebabnya.
3. Metode studi kasus, adalah metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga maupun individu.
b. Metode
Kuantitatif, yang mengutamakan bahan keterangan dengan angka-angka
sehingga gejala yang diteliti dapat diukur dengan menggunakan
skala, indeks dan formula. Antara lain :
1. Metode deduktif, yaitu metode yang dimulai dari hal-hal yang berlaku umum untuk menarik kesimpulan yang khusus.
2. Metode induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.
3. Metode empiris, yaitu suatu metode yang mengutamakan keadaan-keadaan nyata di dalam masyarakat.
4. Metode
rasional, yaitu suatu metode yang mengutamakan penalaran dan logika
akal sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan.
5. Metode
fungsional, yaitu metode yang dipergunakan untuk menilai kegunaan
lembaga-lembaga social masyarakat dan struktur social masyarakat.
Untuk
mempelajari sesuatu, sebaiknya dmulai dengan membuat asumsi tentabg
sifat-sifat objek yang akan dipelajari. Asumsi-asumsi ini disebut
perspektif atau paradigma, yaitu suatu cara memandang atau cara memahami
gejala tertentu menurut keyakinan kita. Di dalam sosiologi terdapat
beberapa perspektif sebagai berikut :
1. Perspektif Evolusionis
Paradigma
utama dalam sosiologi yang memusatkan perhatian pada pola perubahan dan
perkembangan yang muncul dalam masyarakat yang berbeda untuk mengetahui
urutan umum yang ada.
2. Perspektif Interaksionis
Memusatkan
perhatian pada interaksi antara individu dengan kelompok, terutama
dengan menggunakan simbol-simbol, antara lain tanda, isyarat dan
kata-kata baik lisan maupun tulisan.
3. Perspektif Fungsionalis
Melihat
masyarakat sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerja sama secara
terorganisir dan memiliki seperangkat atauran dan nilai yang dianut oleh
sebagian besar anggotanya. Masyarakat dipandang sebagai sesuatu yang
stabil dengan kecenderungan ke arah keseimbangan, yaitu untuk
mempertahankan sistem kerja yang selaras dan seimbang. Kelompok atau
lembaga melaksanakan tugas tertentu secara terus menerus sesuai dengan
fungsinya.
4. Perspektif Konflik
Memandang
adanya pertentangan antar kelas dan eksploitasi kelas di dalam
masyarakat sebagai penggerak utama kekuatan-kekuatan dalam sejarah.
Masyarakat terikat karena ada kekuatan dari kelompok kelas yang dominan.
Kelompok ini menciptakan suatu konsensus untuk melaksanakan nilai-nlai
dan peraturan mereka terhadap semua orang.
0 komentar:
Posting Komentar