Hey sahbt...nie drama Q coba buat, msh sangat sederhanalah, semoga gak membosankan yach....bahasanya belum begitu sempurnalah.
Karya : Sti Nurjannah
Karya : Sti Nurjannah
CITA
ORANG MISKIN
Cerita
tentang kehidupan sebuah keluarga yang sangat miskin. Seorang anak yang tinggal
hanya dengan ibu dan kakaknya, Ia bernama Nana, ibunya bernama ibu Dira, dan
kakanya bernama Aldi. Semenjak kepergian sang ayah 4 bulan yang lalu
kehidupannya semakin menderita, Aldi putus sekolah sebab tidak dapat membiayai
sekolah, tapi ia ingin Nana harus menyelesaikan sekolah. Aldi ingin menjadi
tulang punggung keluarganya, namun ia malah terjerumus kedalam pergaulan anak
preman.
Babak 1
Ibu : (sibuk menyiapkan sarapan). “Nana, Aldi ayo
sarapan nak”.
Aldi dan Nana : “Iya
bu” (datang menghampiri ibu)
Ibu : “Maafin
ibu ya nak, ibu hanya bisa menyiapkan nasi buat kalian”.
Nana : “Gak papa bu, ini uda cukup yang penting kita
masih bisa sarapan bersama-sama. Iyakan kak ?”(menoleh ke arah Aldi)
Aldi : “Iya de,
tapi Aldi harus pergi sekarang bu. Aldi harus cari kerja” (ia hanya mengambil
sesuap nasi dan minum segelas air, dan kelihatan terburu-buru).
Ibu : Hati-hati
nak......., emm...Aldi Aldi (menggeleng kepala).”Ayo kita makan Na”.
Nana : Emm...iya
bu, perut Nana uda laper nih.
Sambil
mereka makan kebahagiaan di wajah mereka mulai terlihat, baru sekali suap di
luar rumah terdengar ketukan pintu yang sangat kencang dan memanggil nama ibu,
seperti orang yang marah. Ternyata Ibu Indry yang ingin menagi sewa rumah.
Ibu Indry : Ibu Dira.....Ibu
Dira (sambil mengetuk pintu)
Ibu :
Iya tunggu
Ibu Indry : Ibu
Dira....(marah)Ibu harus membayar sewa hari ini dan detik ini juga, kalau tidak
ibu harus segera keluar dari rumah ini.
Ibu : Kami sedang berusaha untuk membayarnya bu,
beri kami kesempatan lagi bu....kami pasti....
Ibu Indry : Tidak, sekarang
juga ibu harus keluar dari rumah ini (semua barang-barang ibu Dira dikeluarkan
oleh ibu Indry).
Nana : “Ibu,
berikan kami kesempatan. Kak Aldi lagi keluar kami harus menunggunya”(berlutut
dan memohon pada ibu indry).
Ibu Indry : “Ah Cepat pergi dari sini, tidak ada lagi kesempatan
bagi kalian, kalian uda nunggak 2 bulan gak bayar-bayar. Lagian kamu mau dapat
uang darimana lagi suami kamu tuh uda gak ada.
Nana dan ibunya pergi sambil
menangis.
Nana : “Bu, kita
harus kemana lagi bu...
Ibu : “Kamu sabar yah nak. Kita menuju ke Musallah
itu dulu, sambil nunggu kakakmu.
Nana : “bu, Nana
besok mau sekolah”
Ibu : “Iya nak, besok kamu tetap masuk
sekolah....jangan sedih yach nak, kamu pasti tetap sekolah”(menangis tak mampu
tahan air mata melihat anaknya).
Babak 2
Aldi
pulang ke rumah dan heran melihat rumahnya tertutup, ia memanggil-manggil
tetapi tak ada orang yang menjawab.
Aldi : “Assalamualikum
bu, Ibu...bu,,,Nana....., koq gak ada orang yah, Nana dan ibu kemana sih”.
Salah satu tetangga datang
menghampiri Aldi.
Tetangga : “Tadi ibu kamu
di usir sama yang punya rumah karena gak bayar sewa”.
Aldi : “Apa ibu
liat kemana arah ibuku”
Tetangga : “Tadi ia
mengarah ke Musallah”
Aldi : “Baik,
makasih bu....(segera berlari menuju ke Musallah)
Mereka
bertemu di Musallah itu, dan segera mencari tempat tinggal baru. Akhirnya
mereka tinggal di sebuah gubuk kecil bersama dengan anak-anak jalanan yang
bekerja sebagai pengamen.
Ibu Dira : “Kita sekarang harus tinggal di tempat ini,
tak ada jalan lain lagi nak, kalian sabar yah. Sekarang kita istirahat.
Suara adzan subuh terdengar, Ibu
membangunkan Nana, mereka shalat berjamaah lalu Nana bersiap-siap ke sekolah.
Nana : “Bu Nana berangkat ke sekolah yach”
Ibu : “Hati-hati yah nak”
Nana : “Iya bu...Assalamualaikum”
Aldi : “Bu, Aldi mau pergi bu...”
Ibu : “Kamu mau kemana nak”
Aldi : “Kemana aja bu”(Aldi pergi tanpa mendengarkan kata ibu selanjutnya)
Babak
3
Sesampainya
Nana di sekolah, Nana langsung bertemu dengan sahabatnya Titha. Nana
menceritakan semuanya kepada Titha. Thita juga adalah seorang anak yang
mempunyai kehidupan yang amat kurang, tapi ia masih punya ayah berbeda dengan
Nana.
Nana : (Duduk ditaman sekolah, merenung)
Titha : “Hei, koq pagi2 ngelamun sih...?
Nana : (kaget dan hanya geleng kepala)
Titha : “Kamu kenapa sahabat, tidak biasanya kamu seperti ini”
Nana : “Tha,
keluargaku di usir dari kontrakan soalnya gak bisa bayar lagi, Sekarang aku
tinggal di gubuk pinggiran jalan tempat anak-anak pengamen tinggal.
Titha : “Na, kamu
gak boleh sedih, aku tetap ada kapnpun kamu butuh aku”.
Nana : “Makasih
yah tha”.
Dibalik
percakapan mereka ternyata ada salah satu anak genk mawar mendengar pembicaraan
mereka.
Sarah : “Hemm...ternyata
Nana jadi anak gembel donk...haha”(tertawa kecil, langsung berlari
memberitahukan temannya)
Sarah : “Hay guys,
aku ada berita nih
Akbar, dhyla : “Apa apa apa ?
Sarah : “Gini, tau
gak si Nana anak miskin itu, sekarang dia jadi gembel dia di usir dari
kontrakannya dan tinggal di gubuk pinggiran jalan”
Akbar : “Aku gak
salah dengar nih,,,hahahha ada bahan tertawaan lagi nih”.
Dhyla : “Emm....tapi
kasian juga yah”.
Sarah : “Ih orang
kaya gitu ngapain di kasihanin. Ih dasar bego nih”.
Nana
dan Titha berjalan di sepanjang koridor sekolah, genk mawar langsung datang
menghampiri.
Akbar : “Ups....ketemu nak gembel lagi nih”
Nana
dan Titha berusaha unutk pergi
Akbar : “Eh, mau
kemana lu, itu tuh arah ke kantin, loh mau ke kantin emank kalian punya uang.
Titha : “Dasar
anak-anak sombong, kami memank anak miskin tapi kami lebih baik dari kalin”.
Sarah : “Hello, ih gak tahan berlama-lama dekat-dekat dengan kalian,
yuk...”
Akbar
dan Sarah : “hahahah”
Mereka
meninggalkan Nana dan Titha
Bel
sekolah berbunyi, Nana pulang berjalan kaki brsama Titha.
Titha : “Na...duluan yah, kamu hati-hati yah”.
Nana : “oke...da...”
Akbar
and the genk datang menyambar.
Akbar : “huw....rasanya gerah nih dekat-dekat dengan orang miskn lagi”
Sarah : “Jangan
gitu donk, siapatau aja ia pengen ikut ma kita, emm....tpi....sorry2 ajah kita gak mau mobil kita nanti kotor dan bau
gembel”.
Dila :
“tapi...bagaimana kalau Nana beneran ikut aja ma kita, kan kasian kalau
dia jalan sendiri”
Sarah :
“ihh...(kessal) dia tuh bukan teman kita bego”
Dila : “emmm...lupa,
hehe sory”
Mereka
beranjak meninggalkan Nana, Nana sangat sedih tapi ia tetap semangat. Ketika ia
tiba di rumah, di rumah kosong...ternyata ibunya keliling sebagai pencuci
pakaian di kampung itu, lumayan buat makan sehari-hari mereka.
Nana : “Assalamualaikum bu, koq gak ada orang ibu
kemana yah”
Tak lama kemudian Titha datang dan
menghampiri Nana yang sedang duduk sendirian.
Titha : “Hai Nana, kamu kenapa sendiri aja”
Nana : “Ibu aku pergi, gak tau kemana, mungkin lagi
cari kerjaan”
Titha : “Kalau gitu gimana kalau kita jalan-jalan
sambil mencari ibu kamu”
Nana : “ide bagus tu, ayo...”
Mereka
berjalan bersama dan melihat Ibu Dira sedang membawa baju kotor yang sangat
banyak untuk dicuci besok. Nana dan Titha langsung menghampiri.
Nana : “Tha, itu ibuku, ayo kita bantu”
Titha : “Ayo”
Nana
: “ibu ngapain bawa baju-baju ini”
Ibu Dira : “Inilah pekerjaan ibu nak untuk membiayai sekolah kamu dan makan kita
sehari-hari”
Nana : “Sini Nana bantu ibu”
Titha : “Titha juga bantu ibu yah”
Ibu Dira : “Iya nak, hati-hati bawanya yah”
Sesampai di rumah Titha langsung pamit
pulang.
Titha : “ Titha pulang pulang dulu yah tante”
Ibu Dira : “iya nak, maksih yah”
Titha : “sama-sama tante”
Nana : “Bu, aku uda mau semester, semua pembayaran
harus segera di lunasi. Nana gak boleh ke sekolah kalau belum melunasi semua
pembayarannya bu”
Ibu Dira : “nak, kamu sabar yah, kamu berdoa
mudah-mudahan besok kita dapat upah yang cukup untuk bayar biaya sekolah kamu”
Nana : “Iya bu”
Suara azan maghrib terdengar,
Ibu Dira :”sekarang
kita shalat dulu, lalu istiraht biar besok bisa kerja lagi”
Setelah shalat, Nana mencari kakaknya.
Nana :”bu,
kak Aldi koq gak pulang-pulang sih, biasanyakan kita shalat maghrib dengan kak
Aldi”
Ibu Dira : “ibu juga gak tau tadi kakakmu terlihat stres,
dan pergi entah kemana ibu gak tau, uda kamu pergi tidur biar ibu yang nunggu
kakakmu”
Nana
: “Baik bu”
Ibu Dira menunggu Aldi tak datang-datang
juga. Akhirnya ia ketiduran di kursi.
Ibu Dira : ”Aldi kemana sih, koq jam segini belum pulang-pulang
juga”(bicara sendiri dan akhirnya tertidur)
BABAK 4
Kuk...kuruyuk.....
Nana dan Ibunya
langsung bangun dan segera mencuci pakaian, sebab Nana gak masuk sekolah.
Ibu
Dira : (mengambil semua cucian)
Nana : “ibu, Nana bantu yah”
Ibu
Dira : “Emank kamu gak sekolah”
Nana : “kan nana gak boleh ke sekolah kalau belum
membawa uang, jadi nana harus bantu ibu supaya bisa dapat upah yang cukup bu”
Ibu
Dira : “ya sudah, sekarang kamu boleh bantu ibu”
Nana
langsung membantu ibunya.
Nana : “Akhirnya selesai juga”
Ibu
Dira : (mengangkat cucian kebelakang untuk dijemur)
Disisi
lain Aldi sedang mabuk-mabukkan di jalan. Lalu datanglah mobil seorang cewek
yang bernama Devi yang hampir menabrak Aldi.
Aldi : (menyeberang jalan tanpa menengok kiri dan
kanan)
Devi
langsung rem mendadak mobilnya, hampir saja Aldi di tabrak.
Devi : “he, kamu uda bosan hidup yah”
Aldi : “apa kamu bilang”
Devi : “kalau mau mati jangan disini, lompat aja tuh dari
ujung Monas”
Aldi : (cuek seperti tidak mendengarkan Devi), Dasar
cewek, cantik-cantik cerewet”(berbicara kecil)
Devi
langsung menancap gas beranjak dari tempat itu.
BABAK
5
Ketika
Nana dan ibunya membawa pakaian yang telah dicuci, mereka bertemu dengan Aldi
di jalan. Ibu Dira kaget melihat gaya Aldi yang sedang membawa botol minuman
keras.
Ibu
Dira : “Aldi...., kenapa kamu jadi seperti ini nak”(mendekati
Aldi)
Aldi : “Aldi cape hidup menderita terus bu”(mendorong
ibu menjauh dari dia)
Nana : “Kakak....”
Aldi : “Aldi inign mencari kehidupan yang bisa buat
Aldi bahagia”
Nana : “Mana kak Aldi yang dulu, kak Aldi yang
bijaksana, penyayang. Kakak pernah janji sama almarhum bapak kalau kakak yang
akan menjadi tulang punggung keluarga,,, mana kak, kaka bilang kakak yang akan
membantu biaya sekolah Nana”.
Aldi : “cukup aku gak mau ketemu kalian”(pergi dengan
cepat)
Ibu
Dira : “Aldi, Aldi”(memanggil
Aldi)
Nana : “Ibu, ayo kita pergi darisini”
BABAK
6 (Di Sekolah)
Nana
bertemu Titha pas gerbang masuk sekolah
Titha : “hai Na, kemarin kenapa kamu gak masuk sekolah”
Nana : “Kemarin aku bantuin ibu nyuci, dan
Alhamdulillah hari ini uda bisa bayar sedikit biaya sekolah”
Titha : “bagus donk, maaf yah na, aku gak bisa bantu
kamu”
Nana : “iya Tha, kan keluargaku masih bisa nyari
uang,,,tapi....
Titha : “tapi kenapa Na ?
Nana : “kak Aldi uda gak kaya dulu lagi, aku gak tau
kenapa kak Aldi sekarang seperti seorang preman bahkan ia uda bisa banttah ibu,
hem aku kesel banget liat kak Aldi”
Titha : “Mungkin kak Aldi stres dan sok melihat
keadaan keluarga kalian seperti ini”
Tiba-tiba genk schaden datang lagi...
Sarah, Akbar : “hm...hm...”
Akbar : “Ternyata si gembel ini kakanya jadi preman
yah, hahaha, teman-teman hati-hati dengan
Nana kakaknya preman loh.”
Dhila : “ha...kak Aldi yang cakep itu jadi preman,
padahal aku sempat naksir ma dia”
Sarah : “Kapan sih otak kamu tuh gak koslet lagi, ih”
Nana : “Bisa ggak sih kalian gak ganggu aku satu hari
saja”
Akbar : “Huw,,,,kamu da bisa bicara, kamu mau lawan
kita”(mulai kesal dan marah)
Nana : “Stok kesabaran aku tuh uda habis, setiap hari
kalian maki, aku cape tau”.
Sarah : “He...(mendorong Nana), gembel kaya loh memank
pantas di maki”
Thita : (membela Nana), “kalian ini punya hati gak
sih, dasar nenek lampir”
Nana lansung pergi meninggalkan tempat
itu,
Titha : “Nana,
“Mak
Lampir loh semua”(pergi mengejar Nana)
Akbar, Sarah, Dila : “haha...schaden
memank pemberontak”
BABAK 7 (Di jalan tempat Aldi nongkrong)
Devi keluar dari toko membawa belanjaan,
Aldi tak sengaja menabraknya.
Aldi : “Maaf yah, aku buru-buru”
Devi : (melihat ke arah Aldi)”Eh loh lagi, cowo nyebelin
kemarin itu kan, aku pikir kamu dah bunuh diri”
Aldi : “kamu cewek cerewet itu kan”
Devi : “enak aja bilang aku cerewet”
Aldi : “Ya maaf, nama kamu siapa ?(mengulurkan
tangan)”aku Aldi”
Devi : (dengan cuek) “aku Devi”
Aldi : “Devi....kalau kamu maafin aku, berarti kamu
terima pertemanan kita, gimana ?”
Devi : “Ok, aku maafin kamu, awas kalau kamu
macam-macam, nie kartu nama aku, kamu bisa jln-jalan ke rumhaku, kamu tinggal
dimana ?”
Aldi : “Aku gak punya tempat tinggal”
Devi : “bagaimana mungkin kamu gak punya tempat
tinggal ?”
Aldi : “sebenarnya ku punya ibu dan adik mereka
tinggal di gubuk dekat tempat anak-anak pengamen jalanan, ayah akau uda
meninggal 4 bulan yang lalu, aku meninggalkan ibu dan adikku karena aku sok
dengan semua kondisi keluargaku.
Devi : “Seharusnya kamu tidak melakukan hal ini, hal
ini hanya menambah kesedihan ibu dan adikmu bahkan mungkin saja adikmu kesal
dan patah semangat karena tindakanmu, jadi sebaiknya kamu kembali bersama
mereka dan minta maaf”
Aldi : “Makasihh yah Devi, kamu uda sadarkan aku”
Devi : “Iya, aku juga hanya tinggal bersama bibi
dalam rumah yang besar tapi aku sudah tidak pernah lagi merasakan kasih sayang
ayah dan ibu, mereka meninggalkan aku saat aku baru masuk SMP, 4 tahun yang
lalu, semua harta peningglan ayah di kelolah oleh saudara ayah dan sepupu aku
karena aku masih sekolah”
Aldi : “berarti sekarang kamu uda kelas 2 SMA donk”.
Devi : “ya... emm...Aku ingin ketemu keluarga kamu”
Aldi : “ok...Ayo kita kesana”
Mereka menuju ke gubuk rumah Aldi
BABAK 8 (Di gubuk rumah Aldi)
Aldi : “Assalamualaikum”
Ibu Dira : “Walaikum salam, Aldi...”
Aldi : “Ibu, maafin Aldi bu, Aldi sadar kalau...
Nana : “Ngapain kakak kesini, kan kakak gak mau
ketemu kami lagi, kakak ingin mencari kebahagiaan sendirikan ?”
Aldi : “Bukan begitu de, kakak khilaf, kakak sadar
jalan kakak salah besar, maafkan kakak, kakak ingin kembali manjalani hidup
suka maupun duka dengan ibu dan Nana”.
Aldi : “Maafin Aldi yah Bu,,,
Ibu Dira : “Sebelum minta maaf ibu sudah maafkan”
Aldi : “makasih bu,,,o iya, kenalin ini Devi teman
Aldi yang uda sadarkan Aldi”
Ibu Dira : “Mari masuk kita bicara di dalam saja, maaf
tempatnya seperti ini nak”
Devi : “Gak papa bu,
“Aku
senang melihat keluarga ibu, aku boleh gak jadi bagian dari keluarga ibu, aku
ingin ajak keluarga ibu tinggal bersama aku, ibu mau yah...please”.
Ibu Dira, Nana dan Aldi tersenyum.
Ibu Dira : “Baiklah nak, terimakasih atas kebaikan
ananda”
Devi : “Sama-sama bu, aku senang”
Nana : “Jadi, Nana punya 2 kakak donk”
Aldi dan Devi : “iya de”
Akhirnya mereka menjadi
satu keluarga yang damai dan bahagia, cita-cita Nana tercapai sekarang ia
menjadi seorang dokter. Sedangkan Aldi dan Devi menjadi pengelolah saham
perusahaan peninggalan ayah Devi. Ibu Dira tidak lagi membedakan anak kandung
dan anak angkatnya semua sama di mata ibu Dira. Ketiga anaknya berbakti kepada
orang tuanya dan berhati mulia. Ternyata tak sesuliat yang dibayangkan,
kesuksesan akan di raih jika kita tekun, sabar, berusaha, dan berdoa. Allah SWT
akan melihat hambanya yang bekerja keras tanpa memandang ia miskin atau kaya.
Orang miskin juga punya cita-cita tinggi, kekuasaan Allah membalikkan semua
kondisi sehingga Nana dapat melanjutkan sekolah hingga sukses.
KARAKTER
TOKOH
Nana : Protagonis (sabar dan
tekun)
Aldi : (Bijaksana)
Ibu
Dira : (Penyayanga dan
pekerja keras)
Devi : (Tabah dan dermawan)
Ibu
Indry : (Cerewet)
Titha : (Setia kawan dan
baik)
Akbar : Antagonis ( Sombong,
Angkuh)
Sarah : Antagonis (Sombong,
angkuh)
Dilha : Tritagonis (Cupu dan
polos)
1 komentar:
hi saya menghubungi Anda mengenai blog Anda . bisa tolong hubungi saya kembali . template yang Anda gunakan termasuk tag di website kami ( www.wholesaleclearance.co.uk ) . kami telah mengatur template gratis untuk Anda gunakan . jika Anda punya waktu kami ingin meminta Anda untuk mengubah template . dalam pertukaran kita dapat mentransfer sejumlah kecil kepada Anda melalui Paypal . Jika Anda dapat menghubungi kami silahkan , yang akan menjadi besar . Anda dapat menghubungi manajer saya di karl@wholesaleclearance.co.uk
Posting Komentar